Rabu, 28 April 2010

kumpulan askeb kebidanan

ngkan kemungkinan kontaminasi jika ditemukan lebih dari satu organisme. (Kapita Selekta Jilid I; 523)
1.1.3 Patofisiologi
Sebagian besar merupakan infeksi asenden pada wanit, jalur yang biasa terjadi adalah mula-mula kuman dari anal berkoloni di vulva, kemudian masuk ke kandung kemih melalui uretra yang pendek secara spontan atau mekanik akibat hubungan seksual pada pria. Setelah prostat terkoloni maka akan terjadi infeksi asenden, mungkin juga terjadi akibat pemasangan alat, seperti kateter, terutapa pada golongan usia lanjut.
Wanita lebih sering menderita ISK karena uretra yang bendek, masuknya kuman dalam hubungan seksual dan mungkin peruhan pH dan flora vulva dalam siklus menstruasi. Pada beberapa wanita, frekwensi berkemih yang jarang juga memiliki peran. Seharusnya bakteri yang masuk dibersihkan oleh mekanisme pertahanan tubuh. Namun terdapatnya kelainan anatomi dapat mengganggu mekanisme ini sehingga terjadi statis urine. Pada wanita, kelainan anatomi yang sering dijumpai adalah nefropati refluks, nefropati analgesik, batu dan kehamilan pada pria biasanya akibat batu dan penyakit prostat. Sedangkan pada anak-anak karena kelainan kongenital. (Kapita Selekta Jilid I; 523)
1.1.4 Manifestasi klinis
Dapat asimtomatis, terutama pada wanita biasanya dengan riwayat ISK simtomatis di kemudian hari. Terapi singkat biasanya menyebabkan timbulnya ISK simtomatis, akibat reinfeksi organisme yang lebih virulen.
Disuria, frekwensi miksi yang bertambah dan nyeri suprapubik adalah gejala iritasi kandung kemih beberapa pasien mengeluh bau yang tidak menyenangkan atau keruh dan mungkin hematuria, bila mengenai saluran kemih atas, mungkin terdapat gejala-gejala pilonefritis akut seperti demam infeksi ginjal. Namun pasien dengan infeksi ginjal, hanya menunjukkan gejala saluran kemih bawah atau tidak bergejala. (Kapita Selekta Jilid I; 523 – 524)
1.1.5 Pemeriksaan penunjang
Diagnosis pasti ditegakkan dengan kultur organisme melalui urine, terutama sampel dari urine porsi tengah. Sampel ini dikirimkan segera ke laboratorium atau dalam waktu 24 jam dalam lemari es dengan suhu 40oC bila sulit, ambil urine pertama kali yang dikeluarkan pada pagi hari karena penyimpanan semalam dalam kandung kemih dapat meningkatkan jumlah bakteri. Pemakaian kateter untuk diagnosis hanya untuk pasien yang memang memakai kateter. Aspirasi suprapubik berguna bagi bayi dan dewasa dimana pemeriksaan urine porsi tengah berulang kali tidak menunjukkan hasil karena kontaminasi atau jumlah bakteri yang rendah. Test stick untuk mengetahui adanya proteinuria, hematuria, glukosuria dan pH. Pemeriksaan mikroskopik dikatakan positif bila terdapat pluria (> 2000 leukosit/ml) pada pasien dengan gejala infeksi saluran kemih. Mungkin ditemukan kuman yang bisa berasal dari kontaminasi vagina, dicurigai terjadi infeksi bila terdapat > 105 koloni/ml pada kultur dari urine porsi tengah seorang pasien tanpa gejala atau dikatakan sebagai bakteri uria bermakna. Namun sering juga dijumpai pasien ISK dengan kultur < 105 koloni atua terdapat E. Coli. Sementara tidak ditemukan kontaminasi dari vagina. Penemuan kuman pada kateter atau fungsi suprapubik juga merupakan diagnostik.
Bila terdapat pluria namun kultur tidak tumbuh, kemungkinan jumlah kuman yang terdapat hanya sedikit. Kuman tuberkulosis, kontaminasi dari antiseptik atau antibiotik yang digunakan pasien atau pada alat, kuman tersebut memerlukan media yang khusus (misalnya Ureaplasma, Urea lyticom), terdapat batu atau benda asing dengan infeksi minimal atau penyakit tubolo interstesial aktif. Penampisan adanya bakteri uria hanya perlu dilakukan pada wanita hamil karena terdapat kemungkinan 30 – 40% berkembang menjadi plelonefritis bila hasilnya positif. (Kapita Selekta Jilid I; 524)
1.1.6 Diagnosa banding
Infeksi atau iritasi pada periuretra atau vagina. (Kapita Selekta Jilid I; 524)
1.1.7 Penatalaksanaan
Pasien dianjurkan untuk banyak minum agar diuresis meningkat, diberikan obat yang menyebabkan suasana urine alkali jika terdapat disuria berat dan diberikan antibiotik yang sesuai. Biasanya ditujukan untuk bakteri gram negatif dan obat tersebut harus tinggi konsentrasinya. Wanita dengan bakteriuria asimtomatik atau gejala infeksi saluran kemih bawah cukup diobati dengan dosis tunggal atau selama 5 hari. Kemudian dilakukan pemeriksaan porsi tengah seminggu kemudian. Jika masih positif harus dilakukan pemeriksaan lanjut.
Pada anak-anak dan pria, kemungkinan terdapat kelainan saluran kemih lebih besar, sehingga sebaiknya diberikan terapi antibiotik selama 5 hari, bukan dosis tunggal dan diadakan pemeriksan lebih lanjut.
Terdapat dua jenis ISK rekurens, yang paling sering adalah kuman baru pada setiap serangan, berarti reinfeksi, biasanya pada wanita dengan gejala sistitis akut rekurens atau pasien dengan kelainan anatomi. Pasien diminta banyak minum agar sering berkemih dengan dianjurkan untuk minum antibiotik segera setelah berhubungan intim. Pada kasus yang sulit dapat diberikan obat profilaksis dosis rendah sebelum tidur setiap malam, biasanya nitrofunantoin, trimetropim dan sulfame toksozol biasanya selama 3 – 6 bulan.
Jenis kedua adalah dimana infeksi persisten dengan kuman yang sama. Di luar kemungkinan resistensi kuman. Ini biasanya diperlukan antibiotik dalam jangka panjang. Pemeriksaan lebih lanjut yang dilakukan biasanya berupa pemeriksaan mikroskopik urine dan kultur secara berulang, pielografi intravena, test fungsi ginjal dan ultrasonografi ginjal. (Kapita Selekta Jilid I; 524 – 525)

BAB II
TINJAUAN KASUS


Tanggal MRS : 14 Desember 2009 Jam : 16.00 WIB
Tanggal pengkajian : 15 Desember 2009 Jam : 08.00 WIB
No. Register : 17469309
Tempat : Kamar
Diagnosa : Infeksi Saluran Kemih (ISK)
2.1 Pengkajian Data
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama pasien : Ny. “M”
Umur : 34 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : -
Alamat : Wonokasilian – Wonoayu
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan perutnya sakit pada bagian kanan bawah, saat BAK saluran kencing terasa nyeri.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan pada tanggal 13 Desember 2009 mengalami nyeri perut pada bagian kanan bawah dan saat BAK saluran kencing terasa sakit, pasien belum pernah berobat sebelumnya, sehingga pada tanggal 14 Desember 2009 jam 15.00 WIB pasien dibawa oleh keluarga ke RSI Siti Hajar Sidoarjo.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan bahwa sebelumnya belum pernah menderita penyakit yang diderita sekarang. Pasien juga tidak pernah menderita penyakit menular seperti asma, TBC, AIDS dan penyakit menurun seperti hipertensi, diabetes dan lain-lain, pasien sebelumnya juga belum pernah MRS.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, AIDS dan penyakit menurun seperti hipertensi, asma, diabetes dan lain-lain.
6. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
- Di rumah
Makan : 3x/hari, porsi sedang, nasi 1 piring/3 entong, lauk terdiri dari tahu, tempe, telur/ayam), sayur 1 mangkok kecil dan kadang makan buah.
Minum : 7 – 8 gelas/ hari air putih.
- Di RS
Makan : 3x/hari, porsi sedang, bubur 1 mangkok, ayam 1 potong, sayur 1 mangkok.
Minum : 4 – 5 gelas/hari air putih, infus RL 4 flash/hari.
b. Pola istirahat
- Di rumah
Siang : Jam 13.00 – 14.30 WIB
Malam : Jam 21.00 – 04.00 WIB
- Di RS
Siang : Jam 13.00 – 15.00 WIB
Malam : Jam 20.00 – 04.00 WIB (sering terbangun)
c. Pola aktifitas
- Di rumah
Bekerja dari jam 08.00 – 12.00 WIB.
- Di RS
Aktifitas dibantu oleh keluarga (BAB/BAK).
d. Pola eliminasi
- Di rumah
BAB : Frekwensi 2x/hari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas.
BAK : Frekwensi 5 – 6x/hari, warna kuning jernih dan berbau khas.

- Di RS
BAB : Frekwensi 1x/hari, kadang tidak pernah BAB, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas.
BAK : Frekwensi 4 – 5x/hari, warna kuning jernih, air kencing terasa panas dan terasa nyeri pada saluran kencing.
e. Pola personal hygiene
- Di rumah
Mandi 2 – 3x/hari, keramas 3x/minggu, ganti pakaian dalam 2x/hari, ganti baju 2x/hari.
- Di RS
Diseka oleh keluarga 2x/hari, ganti pakaian dalam 2x/hari, ganti baju 2x/hari.
7. Data psikososial
Emosi pasien terkontrol dengan baik meskipun ada rasa sakit pada tubuhnya. Keluarga selalu mendukung tindakan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit. Hubungan antara pasien, anggota keluarga dan lingkungan sangat baik, begitu juga dengan petugas kesehatan.
8. Riwayat sosial budaya
Pasien berasal dari suku Jawa.
B. Data Obyektif
1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : Composmentis
3. TV : 164 cm
4. BB sebelum sakit : 46 kg
5. BB sekarang : 45 kg
6. TTV
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 37,4oC
RR : 20x/menit
7. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Bersih, rambut lurus, tidak ada ketombe, tidak ada lesi.
Muka : Wajah pucat, tidak ada lesi, menyeringai.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada ikterus.
Hidung : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada polip.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada lesi.
Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada gigi palsu.
Leher : Tidak ada lesi, tidak oedem, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada tarikan intercosta.
Axilla : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Abdomen : Tidak ada lesi, tidak ada luka bekas operasi ataupun caesar.
Punggung : Tidak ada lesi, tidak ada kelainan tulang.
Genetalia : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada keputihan, tidak ada condiloma.
Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada kelainan gerak, tangan kanan terpasang infus RL D5 20 – 30 tetes/menit.
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada oedem, tidak ada kelainan gerak dan bentuk normal.
b. Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan, rambut tidak rontok.
Muka : Tidak ada oedem, tidak ada benjolan.
Mata : Tidak ada oedem palpebra.
Hidung : Tidak ada polip.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar, ada nyeri tekan pada perut dalam sebelah kanan bawah tapi tidak ada hepatomegali.
c. Auskultasi
Dada : Tidak terdengar irama pernafasan ronchi dan tidak terdengar pernafasan wheezing.
Abdomen : Bising usus normal 6x/menit dan tidak meteorismus.
d. Perkusi
Dada : Tidak sakit saat diketuk.
Abdomen : Tidak meteorismus, tidak sakit waktu diketuk.
Ekstremitas bawah : Reflek patella kanan dan kiri /.
8. Pemeriksaan penunjang
Tes urine pada tanggal 15 Desember 2009
Pemeriksaan Hasil Penderita Nilai Normal
PH urine 6,5 N : 4,6 – 8,0
Berat jenis 1,010 N : 1,010 – 1,20
Albumin + 2 (++)
Reduksi - (-)
Bilirubin - (-)
Urobilin - (-)
Aseton :
- Eritrosit 4 – 6 0 – 1 PLP
- Leukosit 8 – 10 0 – 2 PLP
- Epitel 1 – 2 0 – 2 PLP
- Kristal - (-)
Test PP/Gravindex
Test laboratorium pada tanggal 16 Desember 2009
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Darah lengkap 65 mm/jam L : 0 – 65 mm/jam
P : 0 – 20 mm/jam
LED
Gula darah
Gulah darah 129 mg/dl < 150 mg/dl
Acak (GDA)
Faal hati
LFT (darah)
- Bilirubin total 0,21 0,00 – 1,00 mg/dl
- Bilirubin direx 0,10 0,00 – 1,00 mg/dl
- SGOT 11 L : 0 – 40 U/L
P : 0 – 35 U/L
- SGPT 12 L : 0 – 40 U/L
P : 0 – 35 U/L
Faat ginjal
RFT (darah)
- BUN 14 µg 4,7 – 23 µg/dl
- S. Creatin 1,50 L : 0,7 – 1,2 mg/dl
P : 0,6 – 1,0 mg/dl
- Uric acid 4,13 L : 3,4 – 7,0 mg/dl
P : 2,4 – 5,7 mg/dl

9. Terapi yang diberikan
- Infus RL D5 20 – 30 tetes/menit
- Chephalox 2x1 gr/hari
- Antrain 3x1/hari  untuk meringankan rasa sakit terutama nyeri kolik dan sakit setelah operasi
- Procefa 3x1/hari  untuk membunuh kuman
- Arcan 1 ampul/hari  untuk antacids dan anti ulcceran (untuk gangguan pada lambung)
- Xevalox 2x1/hari  analgesik
- Progesol 3x1  diencerkan

2.2 Interpretasi Data Dasar
1. Diagnosa : Ny. “M” umur 34 tahun dengan diagnosa infeksi saluran kemih.
DS : Pasien mengatakan perutnya sakit pada bagian kanan bawah.
DO : - Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran : Composmentis
- TTV
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 37,4oC
RR : 20x/menit
- Palpasi (abdomen)
Adanya nyeri tekan pada perut bagian kanan bawah
- Inspeksi (muka)
Wajah pucat dan menyeringai.
- Pemeriksaan penunjang
Tes urine yang menunjukkan hasil positif
o Albumin +2 (++)
o Aseton
Eritrosit 4 – 6
Leukosit 8 – 10
Masalah : Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan infeksi saluran kencing.
DS : Pasien mengatakan saat BAK saluran kencing terasa nyeri.
DO : - Inspeksi (muka)
Ekspresi dahi menyeringai skala nyeri 4
- Ekstremitas atas
Terpasang infus RL D5 pada bagian tangan kanan dengan tetesan 20 tetes/menit
Kebutuhan dasar :
- Pemberian rasa nyaman dan anti nyeri.
- Lakukan komunikasi terapeutik pada pasien dan keluarga pasien.
Teknik relaksasi dan distrasi
- Beri posisi nyaman pada pasien
- Observasi TTV tiap 6 jam sekali
2. Tindakan keperawatan
a. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien, dapat melakukan posisi miring ke kiri dan ke kanan.
b. Mengobservasi TTV tiap 6 jam sekali dan mengkaji skala nyeri.
c. Mengajarkan pasien untuk relaksasi dengan nafas panjang untuk mengurangi rasa nyeri.
d. Mengajarkan kepada pasien untuk distraksi dengan cara menonton TV, berbincang-bincang dengan keluarga.
e. Memberikan obat analgesik dan antibiotik terapi dari tim medis (dokter).
- Infus RL D5 20 – 30 tetes/menit
- Chephalox 2x1 gram
- Profecom sup 3x1 amp (IV)
- Ba Quinor 1 – 0 – 1 (oral)
- Progesol 3x1 (diencerkan)
f. Kolaborasi dengan tim gizi.

CATATAN KEPERAWATAN

Tanggal : 14 Desember 2009
DS : Pasien mengatakan perutnya sakit pada bagian kanan bawah, saat BAK saluran kencing terasa nyeri.
DO : - TTV
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 37,4oC
RR : 20x/menit
- Keadaan umum pasien :
Wajah menyeringai
Pasien tampak cemas
Perut dipegang masih terasa sakit
Skala nyeri 4

Therapy yang diberikan :
- Triasco 2x1
- Progesol 3x1
- Protecum sup 1 – 0 – 1
- Ba Quinor 1 – 0 – 1
- Sistabun 3x1
- Lamatic 3x8 mg
- Tramal 3x1 ampul
- Infus D5 RL 20 – 30 tetes/menit

Tindakan keperawatan
- Ajarkan relaksasi
- Menciptakan lingkungan nyaman
- Berikan terapi sesuai dosis

Tanggal : 15 Desember 2009
DS : Pasien mengatakan pusing dan mual, BAK saluran kencing masih sakit.
DO : - TTV
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5oC
RR : 20x/menit
- Keadaan umum pasien :
Pasien tampak lema karena pusing
Wajah menyeringai
Saluran kencing masih nyeri

Therapy yang diberikan :
- Tramal 3x1 (drip)
- D5 100 cc
- Progesol
- Lamatic 3x8 mg
- Pomesco 3x1
- Ba Quinor 1 – 0 – 1
- Profecom sup 1 – 0 – 1
- Chepaflox 2x1

Tindakan keperawatan
- Observasi TTV dan cairan
- Ajarkan relaksasi dan distraksi
- Observasi intake – output
- Berikan minum makan sedikit tapi sering
- Kolaborasi dengan tim medis

Tanggal : 16 Desember 2009
DS : Pasien mengatakan sedikit pusing, sedikit demam, perut sudah tidak terlalu sakit, tapi BAK masih nyeri
DO : - TTV
Tensi : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,4oC
RR : 20x/menit
- Keadaan umum pasien :
Skala nyeri 3
Pasien sudah tidak tampak cemas
Proses BAK sudah agak normal

Therapy yang diberikan :
- Chephaflox 2x1
- Progesol 3x1
- Profecom 1 – 0 – 1 (peroral)
- Ba Quinor 1 – 0 – 1 (peroral)
- Sistabon 3x1
- Infus D5 RL 20 – 30 tetes/menit

Tindakan keperawatan
- Observasi TTV dan cairan
- Ajarkan relaksasi dan distraksi
- Observasi intake – output
- Berikan terapi sesuai dosis

Tanggal : 17 Desember 2009
DS : Pasien mengatakan sudah tidak pusing, tidak demam dan tidak mual, keadaan pasien sudah membaik, BAK sudah lancar 4x/hari.
DO : - TTV
Tensi : 120/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,2oC
RR : 20x/menit
- Keadaan umum pasien :
Keadaan sudah membaik
Pasien tidak ada keluhan
BAK lancar

Therapy yang diberikan :
- Chephaflox 2x1
- Progesol 3x1
- Profecom 1 – 0 – 1
- Ba Quinor 1 – 0 – 1
- Infus D5 RL 20 – 30 tetes/menit

Tindakan keperawatan
- Observasi TTV dan cairan
- Observasi intake – output
- Pasien sudah bisa pulang pada tanggal 17 Desember 2009 apabila keadaan sudah baik


DAFTAR PUSTAKA


Mansjoer, Arif, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta; Media Aesculapius.

Wartonah, Tarwoto, 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta; Salemba Medika.

Uliyah Musrifatul dan Hidayat A. Aziz Alimul, 2006. Ketrampilan Dasar Praktek Klinik Kebidanan. Jakarta; Medika Salemba.

Baca selengkapnya......

askeb

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah saat-saat yang menyenangkan dan dinanti-nantikan oleh ibu dan keluarganya pada umumnya, semua ibu menginginkan kehamilannya maupun persalinannya berjalan aman, lancar dan normal. Tetapi kehamilan depan juga menjadi saat-saat kegelisahan dan keprihatinan hubungan yang baik, saling percaya harus diciptakan oleh penolong dengan pasien ataupun keluarganya.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu/9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) masih tinggi (tahun 1997 yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup pada SDKI, 2007), menempatkan upaya penurunan AKI sebagai prioritas program dari pemerintah, kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh perdarahan infeksi dan eklamsia. Selain keadaan ibu sejak prahamil dapat berpengaruh terhadap kehamilannya serta pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
Setiap tahun kira-kira 3,5 juta kehamilan mencapai viobilitas (gestasi 22 – 24 minggu), tetapi dari angka ini sedikitnya 30.000 janin gagal bertahan hidup, kira-kira dengan jumlah yang sama bayi baru lahir meninggal selama bulan pertama kehidupan.

1.2 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar penyusunan mendapat pengalaman nyata dari teori yang selama ini diperoleh sehingga mampu mengembangkan dalam menerapkan pola pikir secara alamiah dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil melalui pendekatan kebidanan Hellen Varney.
1.3.1 Tujuan Khusus
Dalam melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ny. “T” GIP00000 Umur Kehamilan 41 Minggu TM III Fisiologis Di Pustu Spanyul Blimbing Gudo Jombang diharapkan mahasiswa mampu menerapkan 7 langkah kebidanan menurut Hellen Varney, yaitu :
1. Melaksanakan pengkajian data.
2. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan.
3. Mengidentifikasi masalah potensial
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera
5. Merencanakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan terhadap klien.
6. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan.
7. Mengevaluasi hasil tindakan tersebut.

1.3 Manfaat Penulisan Asuhan Kebidanan
1.3.1 Bagi Institusi
Sebagai salah satu bahan kepustakaan pada asuhan kebidanan pada ibu hamil TM III fisiologis.
1.3.2 Bagi Mahasiswa
Mendapatkan pengalaman dan dapat menerapkan apa yang telah didapat dalam perkuliahan dan dalam melaksanakan praktek asuhan kebidanan pada ibu hamil TM III fisiologis.
1.3.3 Bagi Klien
Pasien dapat mengetahui kehamilannya dan keadaan ibu dan janin yang di kandungnya.
1.3.4. Bagi lahan praktek
Dapat menjadi dokumentasi dalam pemberian asuhan kebidanan pada ibu hamil TM III fisiologis.
1.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan penyusun dalam menyusun asuhan kebidanan ini menggunakan metode deskriptif dalam studi kasus, yaitu menggambarkan secara nyata tentang kondisi saat ini dengan perbandingan antara teori dengan kasus nyata. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data diantaranya :
1.3.4 Studi Kepustakaan
Pengumpulan data dengan melihat konsep teori pada literatur yang mempunyai hubungan dengan kehamilan fisiologis.
1.4.2 Wawancara
Pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung kepada sasaran atau klien tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan fisiologis.
1.4.3. Pemeriksaan Fisik
Pengumpulan data melalui pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
1.4.4. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan meninjau data yang ada pada catatan medis pasien.
1.4.5. Observasi
Pemantauan langsung terhadap perubahan yang terjadi pada klien.

1.5. Tempat dan Waktu Penyusunan
Dalam membuat Asuhan Kebidanan ini dibuat pada saat Pengkajian Ny. “T” GIP00000 umur kehamilan 41 minggu pada tanggal 20 Maret 2010 di puskesmas Ploso Jombang

1.6. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan asuhan kebidanan pada Ny. “T” GIP00000 usia kehamilan 41 minggu, terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Yaitu terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat, teknik pengumpulan data, tempat dan waktu penyusunan dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Terdiri dari konsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilan (antenatal care), konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu hamil TM III fisiologis.
BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi pengkajian data, identifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan, antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB IV PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah peristiwa yang dimulai sejak konsepsi ( pembuahan ) dan berakhir dengan persalinan. ( obstetric fisiologi UNPAJ : 1990 ).
2.1.2 Proses Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari :
1. Ovulasi
Adalah pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks selama masa subur yang berlangsung 20 – 35 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.
2. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
- Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus
- Menjadi spermatosit pertama
- Menjadi spermatosit kedua
- Menjadi spermatit
- Akhirnya spermatozoa
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang kompleks dari panca indra, hipotalamus, dan sel interstitial sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 – 60 juta spermatozoa setiap cc. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberatus yang mencapai tuba fallopii, sementara yang masuk ke dalam alat genetalia wanita dapat hidup selama 3 hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
3. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot.
4. Terjadi nidasi (implantasi) pada uterus
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium nidasi biasanya terjadi setelah 7 hari dari proses konsepsi dimana zigot tersebut akan mencari tempat yang subur di rahim untuk melakukan nidasi. Tempat nidasi biasanya bagian fundus uteri di dinding depan atau belakang.
5. Pertumbuhan plasenta
Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang dibagi atas :
a. Desidua basalis : yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding rahim, disinilah plasenta terbentuk.
b. Desidua kapsularis : yang meliputi hasil konsepsi ke arah rongga rahim yang lama kelamaan bersatu dengan desidua vera karena obliterasi.
c. Desidua vera (parietalis) : yang meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.
6. Pertumbuhan dan perkembangan janin
Perubahan-perubahan dan organogenesis yang terjadi pada berbagai periode kehamilan :
a. Umur kehamilan 4 minggu
Panjang fetus 7,5 – 10 mm, rundimental mata, telinga dan hidung, kepalanya ½ dari seluruh mudiqah. Saluran yang akan menjadi jantung terbentuk dan sudah berdenyut. Dasar-dasar traktur digertivus sudah nampak, permulaan kaki dan tangan berbentuk tonjolan.

b. Umur kehamilan 8 minggu
Panjang fetus 2,5 cm, hidung, telinga, jari, kepala fleksi ke dada, mukanya sudah jelas berbentuk muka manusia dan sudah mempunyai lengan dan tungkai dengan jari tangan. Alat kelamin sudah nampak, walau belum dapat ditentukan jenisnya.
c. Umur kehamilan 12 minggu
Panjang fetus 9 cm, daun kuping lebih jelas, kelopak mata melekat, leher mulai terbentuk, alat kandungan luar terbentuk namun belum terdeferensiasi. Sudah ada pusat-pusat pertulangan, kuku sudah ada, ginjal sudah terbentuk sedikit air seni.
d. Umur kehamilan 16 minggu
Panjang fetus 16 – 18 cm, genetalia eksterna terbentuk dan dapat dikenal kulit merah tipis dibubuhi rambut halus (lanugo). Pergerakan anak mungkin sudah dapat dirasakan oleh ibu.
e. Umur kehamilan 20 minggu
Panjang fetus 25 cm, kulit lebih tebal, rambut mulai tumbuh di kepala, bunyi jantung sudah dapat didengar.
f. Umur kehamilan 24 minggu
Panjang fetus 30 – 32 cm, kedua kelopak mata tumbuh alis dan bulu mata, kulit keriput, kepala besar. Bila lahir dapat bernafas tetapi hanya bertahan hidup beberapa jam saja.
g. Umur kehamilan 28 minggu
Panjang fetus 35 cm, kulit berwarna kemerahan ditutupi verniks caseosa, bila lahir dapat bernafas, menangis pelan dan lemah, bayi imatur.
h. Umur kehamilan 32 minggu
Panjang fetus 40 – 42 cm, kulit merah dan keriput. Bila lahir kelihatan seperti orang tua kecil.
i. Umur kehamilan 36 minggu
Panjang fetus 46 cm, muka berseri, tidak keriput, bayi prematur.
j. Umur kehamilan 40 minggu
Panjang fetus 50 – 55 cm, bayi cukup bulan, kulit licin, verniks caseosa banyak, rambut kepala tumbuh baik, pada bayi laki-laki testis sudah turun skrotum, sedangkan pada wanita labia mayora berkembang baik.
(Sastrawinata, Sulaiman, 1998. Obstetric Fisiologi. Bandung; Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran).

2.1.3 Perubahan Fisiologis Pada Wanita Hamil
1. Perubahan pada sistem reproduksi
a. Rahim dan uterus
Rahim yang semula besarnya sejompol dan beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga sebesar 1000 gram saat hamil otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan mendapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin. Ukuran pada kehamilan cukup bulan akan membesar dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.
b. Vagina dan vulva
Mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan (tanda chadwick).
c. Ovarium (indung telur)
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.
2. Perubahan pada organ dan sistem lainnya
a. Sistem sirkulasi darah ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
- Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janinnya dalam rahim.
- Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro plasenter
- Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin meningkat.
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah sehingga terjadi semacam pengenceran darah (haemodilusi), mulai tampak sekitar umur hamil 16 minggu dengan puncaknya pada umur hamil 32 minggu. Sehingga pengidap penyakit jantung harus berhati untuk hamil beberapa kali. Volume darah bertambah besar 25 – 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.
b. Sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2, di samping terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadi desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 – 25% dari biasanya.
c. Sistem pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi), morning sickness, emesis gravidarum. Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.
d. Alat-alat kencing
Ginjal bekerja lebih berat karena harus menyaring ampas dari dua orang yaitu ibu dan janin. Pada trimester kedua kehamilan akan terjadi sering buang air kecil karena uterus lebih antefleksi dan membesar sehingga menekan kandung kemih.
e. Perubahan pada kulit
Kulit terjadi deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofise anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
- Muka menyerupai topeng yang disebut chloasma gravidarum.
- Pada areola dan papilla mammae mengalami hyperpigmentasi dan papilla lebih menonjol.
- Pada perut terdapat linea alba (garis hitam yang terbentang di atas simfisis sampai pusat) dan linea nigra (lebih hitam terbentang di tengah di atas pusat sampai px) ada striae gravidarum yang merupakan garis-garis pada kulit yang dibedakan menjadi striae livide (berwarna hitam) dan striae albican (berwarna putih).
f. Perubahan tungkai
Pada hamil tua sering oedem pada salah satu tungkai yang disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar, terkadang juga terjadi varises. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon estrogen sehingga vena mengalami hypervaskularisasi.
g. Perubahan sikap
Pada wanita hamil, uterus membesar karena terisi oleh hasil konsepsi yang tumbuh menjadi janin dan juga peregangan pada perut, maka untuk mengimbangi berat tersebut akan mengalami lordosis.
h. Perubahan tulang dan gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen melunak (softeining) dan terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian juga sering terjadi epulis pada gusi.
i. Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.
j. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen, progesteron dan somato mammotropin.
Penampakan payudara pada ibu hamil adalah sebagai berikut :
- Payudara menjadi lebih besar.
- Areola mammae makin hyperpigmentasi.
- Glandula montgomery makin tampak.
- Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi karena hambatan dari PIH (Prolaktine Inhibiting Hormone) untuk mengeluarkan ASI.
- Setelah persalinan hambatan prolaktin tidak ada sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung.
2.1.4 Perubahan Psikologi
1. Trimester I
a. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya.
b. Perasaan kecewa, penolakan dan kesedihan.
c. Butuh dicinta.
d. Ibu mencari tanda – tanda untuk lebih menyakinkan bahwa dirinya sedang hamil.
2. Trimester II
a. Ibu merasa sehat.
b. Ibu sudah menerima kehamilannya.
c. Merasakan gerakan bayi.
d. Merasa nyaman.
3. Trimester III
a. Periode menunggu dan waspada.
b. Meningkatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda-tanda dan gejala terjadinya persalinan.
c. Melindungi bayinya agar terlindung dari bahaya.
d. Merasa aneh dan jelek.
e. Merasa sedih akan terpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil.
f. Butuh dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
g. Persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua.
(Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandung dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta; EGC ).
2.1.5 Pembagian Usia Kehamilan
Usia kehamilan dibagi menjadi tiga trimester, yaitu :
1. Trimester I : 0 – 12 minggu
2. Trimester II : 12 – 28 minggu
3. Trimester III : 28 – 42 minggu
2.1.6 Tanda dan Gejala Kehamilan
1. Tanda presumtif
a. Amenorhoe
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan yang dihitung dengan menggunakan rumus TP = HPHT + 7, bulan HT – 3, tahun HT + 1.
b. Mual dan muntah
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir trimester I. Karena sering terjadi pagi hari, disebut morning sickness.
c. Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada TM I.
d. Tidak tahan suatu bau-bauan.
e. Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
f. Tidak ada selera makan
Hanya berlangsung pada TM I kehamilan, kemudian nafsu makan timbul lagi.
g. Lelah
h. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri
Disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara, kelenjar montgomery terlihat lebih besar.
2. Tanda mungkin hamil
a. Perut membesar.
b. Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi dari rahim.
c. Tanda hegar
Konsisten rahim yang lunak terutama di daerah istmus uteri, jika VT sampai verniks anterior dan tangan satunya pada dinding perut, seolah-olah istmus (-).
d. Tanda piscaseck
Pembesaran dengan perubahan bentuk rahim lebih besar di tempat nidasi.
e. Tanda chadwick
Pada vagina terlihat daerah livid dan keunguan karena congesti vena.
f. Kontraksi kecil uterus bila dirangsang (braxton hicks).
g. Reaksi kehamilan positif
3. Tanda pasti (tanda positif)
a. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin (melalui USG).
b. Terdengar DJJ.
c. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.
2.1.7 Perbandingan Antara Primipara dengan Multipara
Primi
Multi
- Buah dada runcing
- Lembek menggantung
- Putting susu runcing
- Putting susu tumpul
- Perut tegang dan menonjol ke depan
- Perut lembek dan tergantung
- Striae livide
- Striae livide dan albican
- Perineum utuh
- Perineum berparut
- Vulva tertutup
- Vulva menganga
- Hymen perforates
- Carunucular myniteformis
- Vagina sempit
- Vagina longgar, selaput lendir licin
- Portio meruncing, ost-ext tertutup
- Portio tumpul dan berbagi dalam bibir depan dan belakang

2.1.8 Usia Kehamilan
Menentukan umur kehamilan sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Umur kehamilan dapat ditentukan
dengan :
1. Mempergunakan rumus Neagle
a. Dapat dihitung dari haid pertama haid terakhir, tanggal ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun ditambah satu.
b. Dapat juga tanggal ditambah tujuh, bulan ditambah sembilan.
2. Gerakan pertama janin (Quickening)
Gerakan janin terasa pada sekitar minggu ke-16 kehamilan. Primigravida mungkin belum mampu merasakan gerakan janin sampai sekitar minggu ke-20.
3. Perkiraan tinggi fundus uteri
Menggunakan rumus Mc. Donald.
Umur kehamilan =
TFU (dalam cm
3,5
4. Menurut Spielgeberg
Dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari sympisis, maka diperoleh data :
22 – 28 minggu 24 – 25 cm di atas sympisis
28 minggu 26,7 cm di atas sympisis
30 minggu 29,5 – 30 cm di atas sympisis
32 minggu 29,5 – 30 cm di ats sympisis
34 minggu 31 cm di atas sympisis
36 minggu 32 cm di atas sympisis
38 minggu 33 cm di atas sympisis
40 minggu 37,7 cm di atas sympisis
Dengan cara mengukur tinggi fundus uteri dengan menggunakan anggota tubuh ( Leopold )
Akhir bulan
Besar Uterus
TFU
1
Lebih besar dari biasa
Belum teraba
2
Telur Bebek
Di belakang simpisis
3
Telur Angsa
1-2 jari di atas simpisis
4
Kepala bayi
Pertengahan simpisis pusat
5
Kepala dewasa
2-3 jari dibawah pusat
6
Kepala dewasa
Setinggi pusat
7
Kepala dewasa
2-3 jari di atas pusat
8
Kepala dewasa
Pertengahan pusat px
9
Kepala dewasa
3 jari dibawah px / setinggi px
10
Kepala dewasa
Sama dengan kehamilan 8 bulan namun melebar ke samping
( Sinopsis Obstetri ; 52 )

5. Rumus Johnson – Tausak : BB = (MD – 12)x155
BB : Berat badan, MD : Jarak sympisis – fundus uteri
6. Penentuan umur kehamilan dengan ultrasonografi dimana diperhitungkan umur hamil dengan jarak biparlebal, jarak tulang libia dan panjang lingkaran abdomen janin.
7. Cara menghitung DJJ
a. Setiap menit misalnya 140 kali per menit.
b. Dihitung 3x5 detik secara berurutan, dengan cara ini diketahui teratur tidaknya DJJ
Contoh :
11 – 12 – 11
DJJ = 4x (11+12+11) = 136 per menit, teratur
10 – 14 – 09
DJJ = 4x (10 – 14 – 09) = 132 per menit teratur
2.1.9 Menentukan Leopold
Manuver palpasi menurut leopold :
Pemeriksaan menurut leopold :
1. Leopold I
- Pemeriksa menghadap muka ibu hamil
- Menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus
- Menentukan konsistensi uterus
- Menentukan TBJ

Variasi menurut Knebel :
Menentukan letak kepala/bokong, satu tangan di fundus tangan lain di atas sympisis.
2. Leopold II
- Menentukan bagian samping rahim kanan dan kiri ibu.
- Menentukan letak punggung dan bagian terkecil (ekstremitas) janin kiri/kanan.
- Pada letak lintang tentukan dimana kepala janin.

Variasi menurut Budin :
Menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus.
3. Leopold III
- Menentukan bagian berbawah janin.
- Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk PAP atau masih goyang.

Variasi menurut Ahlfeld :
Menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diratakan tegak di tengah perut.
4. Leopold IV
- Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil.
- Menentukan bagian terbawah janin berapa jauh sudah masuk PAP.
- Biasanya sambil melakukan palpasi, sekaligus diperhatikan tentang konsistensi uterus, gerakan janin, kontraksi uterus (his) dan apakah ada lingkaran van Bandle.

2.2. Kehamilan TM III
1. Perubahan Psikologis
a. Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya
b. Ibu khawatir bayinya lahir sewaktu – waktu dan dalam kondisi bayi yang tidak normal.
c. Rasa tidak nyaman kembali terjadi, merasa diriny aneh dan jelek.
d. Ibu mulai sedih karna akan berpisah dengan bayinya.
e. Persiapan aktif untuk kelahiran bayinya.
f. Menduga jenis kelamin dan mempersiapkan nama.
( Ilmu Kebidanan )
2. tanda – tanda TM III
1) Pre eklampsia dan Eklampsia
Adalah penyakit yang gejalanya datang dengan mendadak. Gejala pre eklampsia dan eklampsia adalah :
a. Kenaikan tekanan darah
b. Pengeluaran protein dala urin
c. Edema kaki , tangan sampai muka
2) Varices
Pembesaran dan pelebaran pembulu darah vena yang sering di jumpai , pada hamil disekitar vulva, vagina , paha dan trauma tunggkai bawah.
3) KPD ( ketuban pecah dini )
Adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan , dan di tunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan.
4) Perdarahan antepartum
a. Plasenta previa
Plasenta dengan implantasi disekitar segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. ( Manuaba, 1998:253 )
b. Solutio plasenta
Terlepasnya plasenta sebelum waktunya dengan implantasi normal pada kehamilan TM III. ( Manuaba, 1998 : 258 )
c. Perdarahan pada plasenta letak rendah
Bila dalam perluasan dalam jari tangan yang dimasukkan dapat mencapai tepi bawah plasenta. ( Manuaba, 1998:263 )
d. Pecahnya sinus marginalis
Perdarahan yang sebagian besar baru diketahui setelah persalinan.
e. Perdarahan karena pecahnya vasaprevia
Adalah menyilangnya pembuluh darah plasenta yang berasal dari insersio velamentosa pada kanalis servikalis. Gejala klinis yang perlu diperhatikan adalah ketuban pecah di ikuti perdaran dan terjadi asfiksia janin dalam kandungan. ( Manuaba,1998:264 ).
3. Perumaternal TM III
Pada usia kehamilan 41 minggu TFU 3 jari di baah PX, pada usia 32-36 minggu tinggi fundus mencapai PX, payudara penuh dan nyeri tekan, sering kencing terjadi kembali pada usia kehamilan 38 minggu. Bayi masuk atau turun kedalam panggul. Sakit punggung dan sering kencing meningkat, mungkin ibu jadi sulit tidur.
4. Perubahan pada janin
Pada usia kehamilan 30 minggu berat bayi 1kg lebih sedikit dan panjang 25 cm. Mempunyai perubahan periode tidur dan beraktivitas, merespon terhadap suara dan melakukan gerakan pernafasan. Pada usia 32 minggu berat bayi 1,7kg panjang 28 cm,kulit mengerut, dan testis telah turun ke skrotum pada bayi laki – laki pada usia kehamilan 36-40 minggu, jika ibunya mendapat gizi yang kebanyakan berat bayi antara 3-3,5 kg dan panjang 35 cm.
5. Metabolisme
Metabolisme karbohidrat
- Pada keadaan N, KH yang berasal dari makanan masuk dalam tubuh disimpan dalam otot berbentuk glikogen, demikian juga pada liver serta pembulu darah disimpan dalam jaringan berupa lemak.
- Saat hamil kadar steroid dan corticoid ( HPL ) meningkat akan menghambat keadaan diatas, sehingga secara fisiologis produksi insulin meningkat, guna memenuhi kebutuhan fetus, laktasi serta pertumbuhan. Sehingga kadar gula dalam darah meningkat dan bisa juga keluar dalam urine. Bila reduksi urine pada ibu hamil positif dalam batas tertentu dikatakan N.
Metabolisme lemak
- Cadangan utama energi untuk masa hamil adalah lemak.
- Untuk cadangan glikogen berkurang, akibatnya metabolisme lemak meningkat.
- Jadi lemak yaang tersimpan dalam jaringan meningkat sehingga digunakan untuk meningkatkan energi sehingga menghasilkan sisa metabolisme dan mengakibatkan ketosis meningkat.
Metabolisme protein
- Bila terjadi kehamilan secara fisiologis keadaan HCG dan HPL akan menghambat pemecahan asam amino dalam ginjal tetapi darah darah tetap ada karena akan digunakan sebagai simpanan, akibatnya balance N karena akan digunakan untuk janin dan ibu.
- Selain itu, protein tersebut yang berupa globulin meningkat sekali yang akan digunakan sebagai transport utama hormon dan Fe. Albumin juga meningkat tetapi tidak seperti globulin.
Metabolisme Fe
- Ibu hamil membutuhkan Feros1000 mg, banyak sumber menyebutkan beda, tetapi perinciannya sbb:
(a) 300 mg : untuk janin dan plasenta
(b) 500 mg : untuk eritrocyt ( 450 ml x 1,1 mg )
(c) 200 mg : untuk di buang
- Jadi berapapun sumber mengatakan, misalnya menyebut 800 mg yang dibuang tetap sebanyak 200 mg.
- Namun secara praktis pada TM II – III membutuhkan 7 mg besi setiap hari ( perlu 6 mg/hari 1 mg/hari diekskresi ).
- Tenaga kesehatan perlu membedakan komponen besi :
(a) Ferrosus sulfat : mengandung 20% besi ( jadi 300-600 mg ) yang menimbulkan efek muntah/mual.
(b) Ferrosus glukonat : mengandung 12%besi lebaih baik dari SF efek mual berkurang.
(c) Ferrosus fumarat : mengandung 32% besi , termasuk yang paling baik dan mahal.
- Absorbsi Fe : 5%-10% ( anemi : 20%-30% )
- Sehingga jika 300 mg SF maka 60 mg besi elemental dan 3-6 diabsorbsi.
- Penggunaan klinis :
(a) Kebutuhan Fe : defisit Hb x 250 mg, penggunaan pada orang dewasa.
(b) Cadangan Fe digunakan untuk fetus dan perdarahan yang dikeluarkan pada saat persalinan sebanyak 50%.
(c) Pemberian bisa secara parenteral maupun oral secara minimal 90 hari.
6. Sistem persyarafan
a. Perubahan fisiologis yang spesifik karena kehamilan mungkin menyebabkan beberapa gejala neurologis dan neurovaskuler , karena :
1) Kompresi persyarafan pelvis/statis vaskuler disebabkan oleh pembesaran uterus yang menyebabkan perubahan sensori pada kaki.
2) Lordosis dorsolimbar mungkin menyebabkan nyeri karena penarikan syaraf/penekanan pada akar – akar persyarafan.
3) Edema yang meliputi syaraf – syaraf perifer dapat menimbulkan carpal tunnel syndrome selama TM akhir.
4) Achroesthesia ( mati rasa dan tingling pada tangan ) yang disebabkan oleh posisi berdiri dengan bahu bungkuk yang di alami wanita selama kehamilan. Kondisi ini di hubungkan dengan penarikan segmen fleksus brachial.
b. Tension headache : gejala umum bila terjadi kecemasan/adanya komlikasi kehamilan yang tidak pasti.
c. Pusing dan sincope ( pingsan ) : hal umum yang bisa terjadi selama kehamilan, instabilitas vasomotor, postural hipotensi/hipoglikemi menjadi faktor yang bertanggung jawab terhadap kejadian di atas.
d. Hipokalsemia dapat menyebabkan masalah neuromuskuler seperti kram pada otot.
( Manuaba,1998 )

2.3. Konsep Dasar Antenatal Care
2.3.1 Pengertian
Antenatal care adalah pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan pada anak, masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. ( rochjati . 2003 ).
2.3.2 Tujuan asuhan kebidanan
1) Tujuan umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama kehamilan, persalinan, nifas, sehingga didapat ibu dan anak yang sehat.
2) Tujuan khusus
a. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin di jumpai pada kehamilan, persalinan dan nifas.
b. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderta sedini mungkin.
c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
d. Memberikan nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
( Sinopsis obstetri )
2.3.3 Kebijakan Program
1. Kunjungan antenatal, sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan :
a. 1 kali pada TM I
b. 1 kali pada TM II
c. 2 kali pada TM III
2. Pelayanan atau asuhan standart minimal termasuk 14 T
1) Timbang berat badan.
2) Ukur tekanan darah.
3) Ukur tinggi fundus uteri.
4) Pemberian imunisasi tetanus toksoid lengkap.
5) Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama hamil.
6) Test terhadap penyakit menular seksual.
7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
8) Senam hamil.
9) Konseling.
10) Pemeriksaan protein urine (atas indikasi).
11) Pemeriksaan reduksi urine (atas indikasi).
12) Tetapi yodium kapsul untuk daerah endemis gondok.
13) Terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.
14) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara.
( saifudin, Abdul bari. 2002: 90 ).
3. sedangkan frekuensi antenatal adalah :
(a) umur kehamilan 1 – 4 bulan tiap 4 minggu
(b) umur kehamilan 5 – 7 bulan tiap 3 minggu
(c) umur kehamilan 8 – 9 bulan tiap 2 minggu
(d) umur 9 – 10 bulan tiap 1 minggu
Memperhatikan batas dan tujuan pengawasan antenatal, maka jadwal pemeriksaan adalah sebagai berikut :
a) pemeriksaan pertama
dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
b). Pemeriksaan ulang
1. setiap bulan sampai umur kehamilan 6-7 bulan
2. Setiap 2 minggu sampai umur 8 bulan
3. Setiap 1 minggu sampai terjadi persalinan.
c). Pemeriksaan khusus
dilakukan bila terjadi keluhan – keluhan tertentu.
Jadwal kunjungan ulang :
1) Kunjungan I (16 minggu) dilakukan untuk :
a. Penapisan dan pengobatan anemia.
b. Perencanaan persalinan.
c. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannnya.
2) Kunjungan II (24 – 28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu) dilakukan untuk
a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
b. Penapisan pre-eklampsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan infeksi saluran perkemihan.
c. Mengulang perencanaan persalinan.
3) Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir) :
a. Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III.
b. Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi.
c. Memantapkan rencana persalinan.
d. Mengenali tanda-tanda persalinan.
(Saifuddin, Abdul Bari.2002:98)
2.3.4 Kebijakan Teknis
Penatalaksanaan ibu hamil secara teknis atau keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
1. Mengupayakan kehamilan yang sehat.
2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melaksanakan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan.
3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4. Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
5.Pemberian vitamin dan zat besi
dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg, minimal masing-masing 90 tablet, tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan.
6.Imunisasi TT
Tabel 2.4
Tabel Imunisasi TT (Tetanus Toxoid)
Antigen
Interval
Lama perlindungan
% perlindungan
TT 1
TT 2
TT 3
TT 4
TT 5
Pada kunjungan ANC I
4 minggu setelah TT 1
6 minggu setelah TT 2
1 tahun setelah TT 3
1 tahun setelah TT 4
-
3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun
(seumur hidup)
-
80
95
99
99
Sumber : Saifuddin, Abdul Bari.2002:92
2.3.5 Gangguan Yang Dialami Ibu Hamil
1. Trimester I
Data psikologis dan perubahan-perubahan yang perlu dikaji, adalah :
a. Penerimaan keluarga khususnya istri terhadap kehamilannya.
b. Bagaimana perubahan kehidupan sehari-hari.
c. Bagaimana reaksi keluarga terhadap perubahan tersebut.
d. Bagaimana cara keluarga memberikan dorongan pada ibu hamil.
e. Siapa yang bertanggung jawab terhadap perawatan bayi.
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada masa ini adalah :
a. Mual muntah.
b. Pengaruh obat terhadap janin.
c. Perubahan body image atau citra tubuh (khususnya bagi ibu hamil yang masih muda atau remaja usia 12 – 19 tahun).
d. Kebutuhan nutrisi.
2. Trimester II
Pada masa ini ibu hamil dan keluarga memasuki massa transisi yang massa menerima kehamilan ke massa menyiapkan kelahiran dan menerima bayi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada masa ini adalah :
1) Peningkatan BB dan tekanan darah
Pada TM II ini merupakan masa transisi, sehingga tekana ndarah bisa mengalami naik turun. Maka pda TM II harus dilakukan pemantauan tekanan darah. Dan pada masa ini merupakan masa kehamilan yang paling menyenangkan karena tidak terdapat keluhan mual muntah dsb. Sehingga nafsu makan pada TM II meningkat BB akan mengalami peningkatan.
2) Rasa tidak nyaman
Ini merupakan suatu masa peralihan dari menerima kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran, sehingga psikologi ibu hamil menjadi kurang baik dan bisa menyebabkan rasa tidak nyaman.
3) Aktifitas seksual
Pada TM II ini libido mengalami peningkatan sehingga aktifitas seksualnya pun meningkat maka pada masa ini aktifitas seksualnya harus dikurangi, untuk menghindari terjadinya perdarahan.
3. Trimester III
Pada masa ini perhatian bidan lebih diarahkan pada :
4) Persiapan untuk kelahiran.
5) Persiapan menyusui.
6) Rencanan perawatan bayi.
7) Kemungkinan-kemungkinan yang mungkin timbul.
(Saifuddin, Abdul Bari.2002)
2.3.6 Nasehat Ibu Hamil
1. Diet
Dianjurkan makan makanan yang bergizi seimbang. Sebagai pengawasan, kecukupan gizi ibu dan pertumbuhan kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan berat badannya, kenaikan berat badan rata-rata antara 6,5 – 16 kg, kenaikan berat badan yang berlebihan atau bila berat badan ibu turun ± 5 kg kehamilan TM III, haruslah menjadi perharian.
Tabel kebutuhan makanan sehari-hari ibu hamil TM III
Bahan
Ibu Hamil TM III
Gram
URT
Beras
400
2 gelas
Daging
75
3x kotak korek api tebal
Tempe
100
4x kotak korek api tebal
Sayur
300
Pada 3 gelas/daun 6 gelas
Buah (pepaya)
200
8x kotak korek api tebal
Susu
100
½ gelas


Jenis Zat Gizi
Kegunaan
Sumber
Protein
- Membangun sel-sel tubuh janin
- Pertumbuhan rahim dan payudara
- Pertumbuhan jumlah cairan darah dan ketuban ibu
Daging, telur, tahu, tempe dll.
Kalsium
- Pembentukan tulang dan gigi janin.

- Berperan dalam kontraksi otot dan pembukaan darah
Susu dan produk susu (yogurt, keju, dll)
Besi
- Membentuk hemoglobn (zat merah darah) yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Daging merah, kacang-kacangan, kerang
Asam folat
- Mencegah cacat bawaan pada janin berupa kelainan saraf yang direbut defek tabung neurol
Daging, sayuran dan buah-buahan kacang-kacangan
Vitamin D
- Membantu absorbsi kalsium dan fosfor
- Pertumbuhan dan menjaga kesehatan tulang
Kuning telur, susu dan produk susu, ikan dll

2. Pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan masih dapat dilakukan, pekerjaan disesuaikan dengan kemampuan dan kurangi pekerjaan dengan seiring tuanya kehamilan.
3. Gerak badan
Gerak badan yang melelahkan dilarang, dianjurkan berjalan-jalan di pagi hari dalam udara yang masih segar.
4. Pakaian hamil
- Gunakan pakaian yang longgar, bersih, tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut yang terbuat dari kain katun sehingga mempunyai kemampuan menyerap keringat terutama pakaian dalam.
- Bisa dianjurkan yang longgar dan mempunyai kemampuan menyangga payudara yang makin berkembang.
- Memakai sepatu atau sandal yang tumitnya tidak terlalu tinggi.
5. Pemberian obat
Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu diperhatikan apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin.
6. Menjaga kebersihan diri
Terutama pada lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, leher, paha) dengan cara dibersihkan dan dikeringkan.
7. Hubungan seksual
Coitus tidak dihalangi, kecuali jika ada sejarah :
- Sering abortus atau prematur.
- Perdarahan pervaginam.
- Pada minggu terakhir kehamilan, coitus harus hati-hati.
- Bila ketuban sudah pecah, coitus dilarang.
- Dikatakan orgasme pada hamil tua dapat menyebabkan kontraksi uterus partus prematurus.
8. Senam hamil
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam menghadapi persalinan dengan tenang sehingga proses persalinan dapat berjalan dengan lancar dan mudah (normal).
Manfaat senam hamil secara teratur dan terukur :
1. Memperbaiki sirkulasi darah
2. Mengurangi pembengkakan
3. Memperbaiki keseimbangan otot
4. Mengurangi resiko gangguan gastrointestinal
5. Mengurangi kram/ kejang kaki
6. Menguatkan otot perut
7. Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.
( Ilmu Kebidanan, 2002 )

2.3. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah aktifitas atau intervensi yang dilakukan oleh bidan kepada klien yang mempunyai masalah kebidanan dengan menggunakan manajemen kebidanan. (Depkes, 1996)
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan-ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis, untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus kepada klien. (Hellen Varney, 1997)
Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil penulis menggunakan manajemen kebidanan berdasarkan Hellen Varney yang menggunakan 7 langkah :
I. Pengkajian Data
Merupakan langkah awal untuk mendapatkan data tentang ibu hamil mulai anamnesa, pemeriksaan fisik dan seterusnya. Data tersebut diklasifikasikan sebagai data subyektif, obyektif dan penunjang.
A. Data Subyektif
Adalah data yang diperoleh dari hasil anamnesa langsung pada klien atau keluarga dan tim kesehatan. Dari anamnesa dapat kita peroleh data tentang klien yang meliputi :
1. Biodata
Nama
: Ny. “…”
Nama suami
: Tn. “…”
Umur
: £20 dan ³ 35 tahun
Umur
: … tahun
Agama
: -
Agama
: -
Suku/bangsa
: Jawa/luar Jawa
Suku/bangsa
: Jawa/luar Jawa
Pendidikan
: …
Pendidikan
: …
Penghasilan
: …
Penghasilan
: …
Umur kawin
: …
Umur kawin
: …
Kawin ke
: …
Kawin ke
: …
Lama kawin
: …
Lama kawin
: …
Alamat
: …
Alamat
: …
2. Keluhan utama
Apakah ibu merasakan sakit pinggang, sering kencing, obstipasi, sulit tidur, cemas menghadapi persalinan, keputihan dan kram pada kaki.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Selama hamil ibu tidak pernah mengalami muntah berlebihan, pusing terus menerus, perdarahan, bengkak pada kaki dan tangan. Dan selama hamil ibu juga tidak pernah MRS. Selama hamil ibu tidak pernah menderita suatu penyakit seperti penyakit menular : Hepatitis, TBC, penyakit kelamin; penyakit menurun : DM, Asma; penyakit menahun : Jantung, Hipertensi, dll. Kapan, apakah sudah diperiksakan ke petugas kesehatan, bila sudah kapan, sudah mendapat obat atau belum, bila ya obat apa dan bagaimana hasilnya.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Sebelum hamil ibu tidak pernah menderita suatu penyakit menular : Hepatitis, TBC ; penyakit menurun : DM, Asma ; penyakit menahun : Jantung, Hipertensi. Apakah klien pernah melakukan operasi, bila pernah dimana, indikasinya apa, ibu tidak pernah mengalami kecelakaan yang berhubungan dengan alat-alat kandungan sehingga mengganggu kehamilannya seperti patah tulang panggul.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Dari keluarga ibu dan suaminya tidak ada yang menderita penyakit menurun : DM, Asma; penyakit menular : Hepatitis, TBC; penyakit menahun : Hipertensi, Jantung, dll bila ya siapa. Apakah ada riwayat gemeli atau tidak dan riwayat cacat mental atau tidak.
6. Riwayat kebidanan
a. Riwayat haid
Menarche : (umur berapa)
Siklus : (berapa hari)
Lama : £ 15 hari
Jumlah : (banyak haid dan berapa kali ganti pembalut)
Warna : (apakah ada keluhan pada saat haid)
Keluhan : (apakah ada keluhan pada saat haid)
Konsistensi : (encer atau menggumpal)
Flour albus : (bagaimana warnanya, bau atau tidak, gatal atau tidak)
Kapan : (berapa hari)
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kawin ke
Kehamilan
Persalinan
Nifas
Ke
UK
Peny



HAMIL INI



Penl
Tmpt
JP
Peny
BBL
TBL
Umur
L/P
ASI
Peny
I















c. Riwayat kehamilan sekarang
- Hamil ke : (hamil ke berapa)
- HPHT : (hari pertama haid terakhirnya kepan)
- HPL : (hari perkiraan lahirnya kapan)
(+7 ; -3 ; +1)
- UK : (umur kehamilan berapa)
- ANC
TM I : (3x di bidan/dokter, keluhan ada atau tidak, kalau ada apa keluhannya)
Terapi : (Fe, kalk, B6)
TM II : (4x di bidan/dokter, keluhan ada atau tidak, kalau ada apa keluhannya)
Terapi : (Fe, kalk, vitamin C)
TM III : (2x di bidan/dokter, keluhan ada atau tidak, kalau ada apa keluhannya)
Terapi : (Fe, kalk)
- Obat-obatan yang pernah didapat selama hamil :
(ibu tidak pernah minum-minuman keras seperti minum alkohol, merokok, narkotik, minum jamu, membeli obat-obatan yang dijual bebas yang dapat membahayakan kehamilan, ibu hanya pernah minum obat yang diberikan bidan/dokter saja.
- Penyuluhan yang didapat selama hamil TM III
· Penyuluhan tentang gizi ibu hamil TM I, TM II dan TM III
· Penyuluhan tentang perawatan payudara
· Penyuluhan tentang senam hamil
· Penyuluhan tentang personal hygiene
· Penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan TM III
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Makan : 3x/hari (nasi 1 piring, ikan tahu/tempe 2 kotak korek api tebal, telur 1 butir/daging 1 korek api tebal/ ikan laut 1 ekor, sayur 1 mangkok, buah pepaya 3 korek api tebal).
Minum : ± 8 gelas/hari
Air putih : 1400 cc (7 gelas)
Susu : 100 cc (½ gelas)
Teh : 100 cc (½ gelas)
b. Pola eliminasi
BAB : 1x/hari (tidak ada keluhan, warna kuning dan konsistensi lembek).
BAK : 3 – 4x/hari (tidak ada keluhan, jumlah +/- 100 cc, warna kuning).
c. Pola aktifitas
- Selama di rumah ibu melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci baju dan menyapu dengan dibantu oleh suami.
- Melakukan senam hamil 1x/bulan.
- Melakukan perawatan payudara 2x/hari selama 5 menit.
d. Pola istirahat atau tidur
Siang : 12.00 – 14.00 WIB (REM)
Malam : 21.00 – 05.00 WIB (REM)
Normalnya ± 10 jam/hari.
e. Pola seksualitas
TM I : 1x/minggu, tidak ada keluhan
TM II : 1 – 2x/minggu, tidak ada keluhan
TM III : 1x/minggu, tidak ada keluhan
f. Pola personal hygiene
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti pakaian dalam 2x/hari dan pakaian luar 2x/hari, cuci rambut 2x/minggu.

8. Keadaan psikososial
- Ibu menginginkan kehamilannya berjalan dengan normal
- Ibu tidak menginginkan jenis kelamin tertentu
- Hubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangganya baik
9. Keadaan sosial budaya
- Kebiasaan dalam keluarga yang menghambat seperti kebiasaan pantangan terhadap makanan tertentu serta kebiasaan minum jamu dan yang mengandung alkohol dsb.
- Kebiasaan dalam keluarga yaitu mengadakan acara selamatan.
B. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik yang terdiri dari inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Postur tubuh : Lordosis
Cara berjalan : Tegak
Tinggi badan : £ 145 cm
BB sebelum hamil : … kg
BB saat hamil : … kg
Kenaikan BB : 12,5 – 16 kg
LILA : £ 23,5 cm
2. Tanda-tanda vital
Tensi : 100/70 – 130/90 mmHg
Nadi : 76 – 92 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 oC
RR : 16 – 24 x/menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Yaitu proses observasi atau periksa pandang dengan menggunakan mata untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik.
Muka : Ada cloasma gravidarum, tidak pucat, tidak sianosis, tidak ikterus.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak strabismus, tidak sekret.
Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak epitaksis.
Mulut dan gigi : Bersih, bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak epulis, tidak labioskizis, tidak labiopalatoskizis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada gigi berlubang.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada pembengkakan vena jugularis.
Dada : Tidak ada tarikan intercosta.
Mammae : Simetris, payudara membesar, ada hiperpigmentasi pada areola dan papilla mammae, putting susu menonjol, ada pembesaran kelenjar montgomery.
Abdomen : Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, ada striae livide, ada linea alba dan nigra, tidak ada luka bekas operasi.
Axilla : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Punggung :Tidak ada kelainan bentuk tulang belakang (Lordosis)
Genetalia : Bersih, tidak ada condiloma akuminata dan talata, tidak ada varises, tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada fluor albus.
Anus : Bersih, tidak hemorroid.
Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada gangguan pergerakan dan tidak ada kelainan jumlah jari.
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada gangguan pergerakan dan tidak ada kelainan jumlah jari, tidak ada varices.
b. Palpasi
Yaitu periksa raba atau sentuhan untuk mendeterminasi ciri-ciri organ.
Kepala : Rambut tidak rontok, tidak ada benjolan.
Muka : Tidak oedem, tidak nyeri tekan.
Mata : Tidak oedem pada palpebra.
Leher : Tidak ad pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembengkakan vena jugularis.
Axilla : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Mammae : Tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan, putting susu menonjol.
Abdomen :
Leopold I : TFU 3 jari di bawah PX (berapa cm), bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong).
TBJ : (MD – 12) x 155 = ….
Mc. Donald : TFU : 3.5 = … bulan
Leopold II : Bagian perut ibu sebelah kanan/kiri teraba keras, panjang seperti papan (PuKa/PuKi), bagian perut ibu sebelah kanan/kiri teraba bagian terkecil janin (ekstremitas).
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras, melenting (kepala). Bagian terendah belum/sudah masuk PAP.
Leopold IV : Convergen/sejajar/divergen.
Genetalia : tidak ada oedem, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini dan skene.
Ekstremitas atas : Tidak oedem, tidak nyeri tekan.
Ekstremitas bawah : Tidak oedem, tidak nyeri tekan.
c. Auskultasi
Yaitu metode pengkajian yang menggunakan stetoskop untuk memperjelas pendengaran.
Dada : Tidak ada wheezing atau ronchi.
Abdomen : - DJJ terdengar teratur, frekuensi 120-160 x/menit, terdengar dimana (punktum maxsimum)
- Terdengar bising usus berapa kali.
d. Perkusi
Yaitu metode pemeriksaan dengan cara mengetuk dengan alat atau jari tangan.
Abdomen : Tidak ada meteorismus.
Ekstremitas bawah : Reflek patella (+)/(-)
4. Pemeriksaan panggul luar
Alat yang digunakan adalah jangka panggul dan metelin, pemeriksaan dilakukan terutama pada ibu dengan TB £ 145 cm atau primigravida.
Distansia spinarum : 23 – 26 cm
Distansia cristarum : 26 – 29 cm
Konjugata eksterna : 18 – 20 cm
Lingkar panggul : 80 – 90 cm
5. Pemeriksaan laboratorium
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan di ruang laboratorium (urine, tinja, darah) untuk menegakkan diagnosa dan ketidaknormalan.
6. Pemeriksaan penunjang
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa seperti USG, Rontgen.
2.3.7 Langkah II : Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
Langkah ini dikembangkan dari interpretasi dari data ke dalam identifikasi yang spesifik mengenai masalah atau diagnosa.
Diagnosa : Ny. “…” G … P … UK 41 minggu, hidup, tunggal, intrauterin, letak kepala, keadan jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan jalan baik.
DS : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya yang berumur 9 bulan.
DO : - Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi : 100/70 – 130/90 mmHg
Nadi : 76 – 92 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 oC
RR : 16 – 24 x/menit
- Pemeriksaan fisik
Inspeksi :
Muka : Ada cloasma gravidarum, tidak pucat, tidak sianosis, tidak ikterus.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak strabismus, tidak sekret.
Mammae : Simetris, payudara membesar, ada hiperpigmentasi pada areola dan papilla mammae, putting susu menonjol, ada pembesaran kelenjar montgomery.
Abdomen : Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, ada striae livide, ada linea alba dan nigra, tidak ada luka bekas operasi.
Genetalia : Bersih, tidak ada condiloma akuminata dan talata, tidak ada varises, tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada fluor albus.

Palpasi :
Mammae : Tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan, putting susu menonjol.
Abdomen :
Leopold I : TFU 3 jari di bawah PX (berapa cm), bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong).
TBJ : (MD – 11) x 155 = ….
Mc. Donald : TFU : 3.5 = … bulan
Leopold II : Bagian perut ibu sebelah kanan/kiri teraba keras, panjang seperti papan (PuKa/PuKi), bagian perut ibu sebelah kanan/kiri teraba bagian terkecil janin (ekstremitas).
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras, melenting (kepala). Bagian terendah belum/sudah masuk PAP.
Leopold IV : Convergen/sejajar/divergen.
Ekstremitas atas : Tidak oedem, tidak nyeri tekan.
Ekstremitas bawah : Tidak oedem, tidak nyeri tekan.
Auskultasi :
Dada : Tidak ada wheezing atau ronchi.
Abdomen : DJJ terdengar teratur, frekuensi 120-160 x/menit, terdengar dimana (punktum maxsimum)
Terdengar bising usus berapa kali.
2.3.8 Langkah III : Antisipasi Masalah Potensial
Langkah ini berdasarkan diagnosa masalah yang sudah teridentifikasi yaitu merupakan bagian antisipasi pencegahan jika memungkinkan dan waspada untuk segala sesuatu yang dapat terjadi.
2.3.9 Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan Segera
Langkah ini merupakan proses manajemen yang tidak hanya memeriksa pelayanan dasar pada kunjungan antenatal, tapi juga pada saat bidan berada dengan klien. Data-data baru senantiasa dikumpulkan dan dievaluasi berupa data yang memberikan indikasi adanya situasi yang gawat dimana bidan harus segera bertindak demi keselamatan klien.
2.3.10 Langkah V : Intervensi
Langkah ini ditentukan berdasarkan pengkajian langkah sebelumnya sebagai hasil kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah teridentifikasikan atau menentukan suatu rencana tindakan yang akan dilakukan.
Diagnosa : Ny. “…” G…P…., umur kehamilan 41 minggu, tunggal, hidup, intrauterin, letak kepala, keadaan jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 60 menit diharapkan ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh petugas.
Kriteria : - Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi : 100/70 – 130/90 mmHg
Nadi : 76 – 96 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 oC
RR : 16 – 24 x/menit
- Pemeriksaan fisik
· Palpasi
Abdomen
Leopold I : Untuk menentukan TFU dan bagian apa yang ada di fundus dan menghitung TBJ.
Leopold II : Menentukan bagian punggung dan bagian terkecil janin.
Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin.
Leopold IV : Menentukan bagian terbawah janin itu seberapa jauh masuk PAP.
· Auskultasi
Abdomen : DJJ terdengar atau tidak, frekwensi berapa, letak punctum maximum.
- Ibu dapat mengulang kembali apa yang dijelaskan oleh petugas.
- Tidak ada tanda-tanda bahaya kehamilan misalnya : sakit kepala berlebih; muka, tangan dan kaki bengkak; nyeri perut hebat; perdarahan pervaginam dll.
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan secara terapeutik dengan pasien dan keluarga.
Rasional : Dengan pendekatan terapeutik akan terbina hubungan baik antara pasien, keluarga dan petugas.
2. Anjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang.
Rasional : Dengan makanan yang bergizi seimbang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan perkembangan janin.
3. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup ± 10 jam/hari.
Rasional : Dengan istirahat cukup dapat membantu relaksasi otot-otot.
4. Anjurkan ibu untuk minum obat yang diberikan tenaga kesehatan secara teratur (tablet Fe/Bc, kalk/B6 dan vitamin) dan jelaskan cara meminum tablet Fe yang benar.
Rasional : Menjaga kesehatan ibu dan mencegah terjadinya anemia pada kehamilan dan nifas. Cara meminum tablet Fe yang benar untuk meningkatkan penyerapan tablet Fe dalam tubuh.
5. Anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya 1 minggu lagi atau jika ada keluhan atau jika terjadi tanda-tanda bahaya kehamilan TM III.
Rasional : Dengan pemeriksaan rutin dapat membantu mengetahui deteksi dini adanya kelainan pada ibu dan janin.
6. Berikan penyuluhan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan
Rasional : Dengan penyuluhan ibu lebih tahu dalam kehmilannya masala tanda-tanda persalinannya dan lebih waspada jika ada tanda-tanda persalinannya.
7. Anjurkan pada klien untuk senam hamil
Rasional : Menguatkan otot-otot upaya mudah untuk persalinan dan mengurangi pembengkakan.
8. Anjurkan kolaborasi dengan tim medis.
Rasional : Untuk mengetahui hasil USG
2.3.11 Langkah IV : Implementasi
Langkah ini adalah suatu bentuk tindakan intervensi yang sudah ditentukan sebelumnya. Langkah ini bisa dilakukan seluruhnya maupun sebagian oleh bidan ataupun oleh klien sendiri.
1. Jam … WIB
Melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien dan keluarga dengan cara memberitahukan bahwa petugas siap membantu apabila sewaktu-waktu diperlukan.
2. Jam …WIB
Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup ± 10 jam/hari.
3. Jam … WIB
Menganjurkan ibu untuk minum obat yang diberikan tenaga kesehatan secara teratur (Fe, kalk dan vitamin) terutama Fe dan cara minumnya.
4. Jam … WIB
Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan TM III.
5. Jam … WIB
Menganjurkan ibu untuk kontrol kembali 1 minggu lagi atau jika ada keluhan atau jika terjadi tanda-tanda bahaya kehamilan
6. Jam… WIB
Anjurkan pada klien untuk senam hamil.
7.Jam…WIB
Anjurkan kolaborasi dengan tim medis
2.3.12 Langkah VII : Evaluasi
Evaluasi adalah seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur pelaksanaan serta didasarkan atas tujuan dan kriteria manfaat dan evaluasi ini adalah untuk menilai kemampuan kita dalam memberikan asuhan kebidanan kepada pasien. Dalam evaluasi ini menggunakan format SOAP yaitu :
S : Data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung.
O : Data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan.
A : Pernyataan yang diambil dari data obyektif dan subyektif.
P : Perencanaan lanjutan.
BAB III
TINJAUAN KASUS


3.1 Pengkajian
Hari & Tanggal pengkajian: 20 – 03 - 2010 Jam : 10.00 WIB
Tempat : Puskesmas ploso jombang
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama ibu
: Ny. “T”
Nama suami
: Tn. “S”
Umur
: 30 tahun
Umur
: 50 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SD
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Penghasilan
: -
Penghasilan
: ±Rp.600.000/bln
Kawin ke
: I
Kawin ke
: I
Lama kawin
: 2 th
Lama kawin
: 2 th
Alamat
: Ds. Jati mlerek, plandaan
Alamat
:Ds. Jati mlerek, plandaan
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilan yang pertama dengan umur kehamilan 9 bulan dan untuk USG karena belum lahir.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu datang ke puskesmas ploso tanggal 20 maret 2010 jam 10.00 WIB keruang KIA untuk memeriksakan kehamilan yang pertama, Ibu mengatakan saat ini dalam keadaan sehat.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah ada menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, tidak pernah yang menderita penyakit menurun seperti Diabetes Mellitus, hipertensi, asma dan menahun seperti ginjal, Jantung, dll.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, tidak ada yang menderita penyakit menurun seperi Diabetes Mellitus, Hipertensi, Asma, dan menahun seperti Jantung, ginjal, dll serta tidak ada riwayat kembar dan riwayat cacat bawaan.
6. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Teratur/tidak : Teratur
Siklus : ± 28 hari
Lamanya : 6 hari
Banyaknya : Hari 1 – 3 ganti pembalut 3 x/hari
Hari 4 – 6 ganti pembalut 2 x/hari
Warna : Merah
Bau : Anyir
Konsistensi : Encer
Fluor albus : Ada fluor albus, selama kurang lebih 4 hari sebelum menstruasi dan sesudah menstruasi selama kurang lebih 3 hari, warna putih, tidak berbau dan tidak gatal.
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kawin ke
Kehamilan
Persalinan
Nifas
Ke
UK
Peny
Penl
Tmpt
JP
Peny
BBL
TBL
Umur
L/P
ASI
pnlg
I
I



H A M I L I N I

















c. Riwayat kehamilan sekarang
- Hamil ke : 1
- HPHT : 06 – 06 – 2009
- HPL : 13 – 03 – 2010
- UK : 41 minggu 1 hari
- ANC
TM I : 2x di bidan jombang dengan keluhan mual muntah
Terapi : Fe 1x1 300 mg, Bc 3x1 mg, kalk 2x1 500 mg ( diminum habis )
TM II : 2x di bidan jombang, tidak ada keluhan
Terapi : Fe 1x1 300 mg, kalk 2x1 500 mg,Vit. C 50 mg ( diminum habis )
TM III : 1x di puskesmas ploso jombang, untuk USG karena belum lahir
Terapi : Vit.C 50 mg, Bc 3x1 mg, kalk 2x1 500 mg ( belum diminum )
- Imunisasi TT
TT 1 : CPW ( 08-12-2007 )
TT 2 : Saat ANC pertama kali ( UK 1 bulan )
( 08-03-2009 )
TT 3 : UK 7 bulan ( 08-07-2010 )
- Penyuluhan didapat selama hamil
TM I : Gizi seimbang, istirahat cukup, tanda bahaya kehamilan TM I.
TM II : Tanda bahaya kehamilam TM II, personal hygiene, kontrol kehamilan.
TM III : Tanda bahaya kehamilan TM III, perawatan payudara, gizi seimbang tanda – tanda persalinan.
- Pergerakan anak yang pertama kali (Quickening)
Saat usia kehamilan 4 bulan.

d. Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah keguguran, kuretase dan tidak pernah menderita tumor, kanker, maupun penyakit lainnya yang berhubungan dengan alat kandungan.
e. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB apapun dan untuk selanjutnya ibu berencana menggunakan KB suntik 3 bulan.
7. Keadaan psikososial
Ibu mengatakan senang dan bahagia atas kehamilan anak yang selama ini diinginkan, hubungan ibu dengan suami, keluarga maupun tetangga baik, ibu ingin ditolong bidan puskesmas saat persalinan nantinya.
8. Keadaan sosial budaya
Ibu mengatakan telah mengadakan selamatan pada usia kehamilan 3 dan 7 bulanan, tidak pernah tarak makanan, tidak pernah memijat kandungan dan minum jamu-jamuan.
9. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
- Sebelum hamil
Makan : 3x/hari ( porsi sedang, nasi 1 piring, sayur 1/3 mangkuk, lauk tahu/tempe/ikan/daging 1 potong )
Minum : ±4-5 gelas/hari ( air putih, kadang-kadang ditambah 1 gelas teh manis)
- Saat hamil
Makan : 3x/hari (porsi sedang, nasi 1 piring, sayur ½ mangkuk, lauk tahu/tempe/ikan/daging 1-2 potong, ditambah buah)
Minum : ±6-7 gelas/hari (air putih, ditambah teh terkadang susu 1 gelas)
b. Pola aktifitas
- Sebelum hamil :
Ibu mengatakan semua pekerjaan rumah tangga dilakukan sendiri seperti menyapu, mencuci, mengepel dan memasak.

- Saat hamil
Ibu tetap mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu, mencuci dan mengepel dibantu oleh suami dan keluarganya.
c. Pola istirahat
- Sebelum hamil
Siang : 13.00 – 14.00 WIB ( 1 jam, nyenyak, teratur )
Malam : 21.00 – 04.00 WIB ( 7 jam, nyenyak, teratur )
- Saat hamil
Siang : 12.00 – 14.00 WIB ( 2 jam, nyenyak, teratur)
Malam : 21.30 – 04.30 WIB ( 7 jam, sering terbangun karena sering BAK ±6x/hari)
d. Pola eliminasi
- Sebelum hamil
BAK : 4 – 5 x/hari, berwarna kuning jernih, bau khas, tidak ada keluhan.
BAB : 1 x/hari, berwarna kuning, bau khas, konsistensi lunak, tidak ada keluhan.
- Saat hamil
BAK : 7 - 8 x/hari, berwarna kuning jernih, bau khas, tidak ada keluhan.
BAB : 1 x/hari, berwarna kuning, bau khas, konsistensi lunak, tidak ada keluhan.




e. Pola personal hygiene
- Sebelum hamil
Mandi 2 x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2x/minggu, ganti pakaian luar dan dalam 2 x/hari, memotong kuku bila panjang.
- Saat hamil
Mandi 2–3 x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2x/minggu, ganti pakaian luar dan dalam 2–3 x/hari, memotong kuku bila panjang.
f. Pola seksualitas
- Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2 – 3x/minggu, tidak ada keluhan apapun.
- Saat hamil
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual selama:
TM I : 2x/minggu, tidak ada keluhan
TM II : 1x/minggu, tidak ada keluhan
TM III : 1x/minggu, tidak ada keluhan

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Postur tubuh : Lordosis
Cara berjalan : Tegak
TB : 148 cm
BB saat hamil : 47,5 kg
BB sebelum hamil : 39 kg
Kenaikan BB : 8,5 kg
LILA : 24 cm
2. Tanda-tanda vital
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,5 oC
RR : 20 x/menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe, tidak ada lesi.
Muka : Bersih, tidak pucat, tidak ada warna kuning, tidak ada cloasma gravidarum.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada sekret, tidak strabismus.
Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut&gigi : Mukosa bibir lembab, tidak stomatitis, tidak labiosckizis dan palatoskizis, lidah bersih, tidak epulis.tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu,
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak OMP.
Leher : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.
Mammae : Simetris, bersih, hyperpigmentasi areola&papilla mammae, papilla mammae menonjol, payudara membesar.
Axilla : Simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Abdomen : Bersih, membesar sesuai usia kehamilan, tidak ada luka bekas operasi/SC, terdapat linea nigrae, terdapat striae lividae.
Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang.
Genetalia : Bersih, tidak ada condiloma akuminata, tidak ada condiloma talata, tidak ada varises, tidak terdapat pengeluaran pervaginam.
Anus : Tidak dilakukan.
Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada kelainan gerak, tidak ada kelainan jumlah jari.
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada kelainan gerak, tidak ada kelainan jumlah jari.
b. Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan, rambut tidak rontok.
Mata : Tidak oedem palpebra.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada bendungan vena jugularis.
Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe tidak nyeri tekan.
Mammae : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, colostrums belum keluar.
Abdomen :
Leopold I : TFU 3 jari di bawah px (32 cm), bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong).
Leopold II : Bagian kiri teraba keras, panjang seperti papan (PuKi), bagian kanan teraba bagian terkecil janin (ekstremitas).
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras, tidak melenting (kepala sudah masuk PAP).
Leopold IV : Bagian terbawah janin teraba 4/5 bagian (convergen ).
TBJ :(MD-11)x155= (32–11)x155 = 3255 gram.

Genetalia : Tidak ada pembesaran kelenjar bartholini dan skene, tidak nyeri tekan.
Ekstremitas atas : Tidak ada oedem, tidak nyeri tekan.
Ekstremitas bawah : Tidak ada oedem, tidak nyeri tekan.
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada wheezing dan ronchi.
Abdomen : DJJ Å (12+12+13) x 4 = 148 x/menit, punctum maximum di perut ibu sebelah kiri di bawah pusat, keras dan teratur.
d. Perkusi
Abdomen : Tidak ada meteorismus
4. Pemeriksaan penunjang
Hasil USG : Janin tunggal, Hidup, Letak Kepala, Jenis Kelamin : perempuan, sesuai dengan usia kehamilan : 37 minggu, cairan amnion : cukup, plasenta di corp.anterior, grade III .
3.2 Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
Diagnosa : Ny. “T” GIP00000 UK 41 minggu, tunggal, hidup, letak kepala, intra uterin, KU ibu dan janin baik.
DS : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya yang pertama dengan usia kehamilan 9 bulan.
DO : - Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- TTV
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,5 oC
RR : 20x/menit
- BB/TB : 47,5 kg/148 cm
- LILA : 24 cm
- Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
Muka : Tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat, tidak ikterus.
Mammae : Simetris, ada hyperpigmentasi areola mammae, papila mammae menonjol, payudara membesar.
Abdomen : Bersih, membesar sesuai usia kehamilan, tidak ada luka bekas operasi/SC, terdapat linea nigrae, terdapat striae lividae.

2. Palpasi
Mammae : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, colostrums
Abdomen :
Leopold I : TFU 3 jari di bawah px (32 cm), bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong).
TBJ : (MD-11)x155= (32–11)x155 = 3255 gram.
Mc. Donald : ( TFU : 3,5 ) = 32 : 3,5 = 9 bulan 1 minggu
Sumber : Sinopsis obstetri, Prof.Dr.Rustam
Leopold II : Bagian kiri teraba keras, panjang seperti papan (PUKI), bagian kanan teraba bagian terkecil janin (ekstremitas).
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras, tidak melenting (kepala), kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV : Bagian terbawah janin teraba 4/5 bagian (convergen).
Genetalia : Tidak ada pembesaran kelenjar bartholini dan skene.
3. Auskultasi
Abdomen : DJJ Å (12+12+13) x 4 = 148 x/menit, punctum maximum di perut ibu sebelah kiri di bawah pusat, terdengar keras dan teratur


3.3 Antisipasi Masalah Potensial
-

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
-

3.5 Intervensi
Diagnosa : Ny. “T” GIP00000 UK 41 minggu, tunggal, hidup, letak kepala, intra uterin, KU ibu dan janin baik.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x30 menit diharapkan ibu dapat mengerti dan memahami tentang penjelasan yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
Kriteria hasil : - Ibu dapat mengerti dan dapat mengulang kembali penjelasan dari tenaga kesehatan.
- Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV dalam batas normal
Tensi : 100/70 – 130/90 mmHg
Nadi : 76 – 92 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 oC
RR : 16 – 24 x/menit
Intervensi
1. Lakukan pendekatan secara terapeutik dengan pasien dan keluarga.
Rasional : Dengan pendekatan terapeutik akan terbina hubungan baik antara pasien, keluarga dan petugas.
2. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan kepada pasien dan keluarga.
Rasional : Agar ibu mengerti tentang keadaan diri dan janinnya dalam kandungan.
3. Berikan penyuluhan tentang tanda-tanda persalinan.
Rasional : Ibu dapat segera menghubungi petugas kesehatan bila
ditemukan 1 atau lebih tanda-tanda persalinan.
4. Anjurkan ibu untuk jalan-jalan di pagi hari.
Rasional : Menguatkan otot-otot dan mempermudah persalinan.
5. Anjurkan ibu untuk minum obat yang diberikan tenaga kesehatan secara teratur (Vit.C 50 mg, Bc 3x1 mg, kalk 2x1 500 mg )
Rasional : Menjaga kesehatan ibu dan janin yang baik dalam kandungan.
6. Anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya 1 minggu lagi atau jika ada keluhan .
Rasional : Dengan pemeriksaan rutin dapat membantu mengetahui deteksi dini adanya kelainan pada ibu dan janin.
7. Anjurkan ibu untuk senam hamil .
Rasional : Menguatkan otot-otot saat persalinan nantinya.

3.6 Implementasi
1. Jam 10.00 WIB
Melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien dengan cara memberitahukan bahwa petugas siap membantu apabila sewaktu-waktu diperlukan.
2. Jam 10.01 WIB
Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin saat ini baik.
TTV :
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,5 oC
RR : 20x/menit
DJJ : (11-12-13) x 4 = 144 x/menit
Hasil USG : Janin tunggal, Hidup, Letak Kepala, Jenis Kelamin : perempuan, sesuai dengan usia kehamilan : 37 minggu, cairan amnion : cukup, plasenta di corp.anterior, grade III.
3. Jam 10.03 WIB
Memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda persalinan.
Tanda-tanda persalinan :
- Adanya kenceng-kenceng atau his
- Keluarnya darah dan lender ( Bloody show )
- Adanya serviks membuka.
4. Jam 10.05 WIB
Menganjurkan ibu untuk jalan-jalan pada pagi hari.
5. Jam 10.07 WIB
Menganjurkan ibu untuk minum obat yang diberikan tenaga kesehatan secara teratur (Vit.C 50 mg, Bc 3x1 mg, kalk 2x1 500 mg )
6. Jam 10.08 WIB
Menganjurkan ibu untuk kontrol kembali 1 minggu lagi atau jika ada keluhan.
7. Jam 10.10 WIB
Menganjurkan ibu untuk senam hamil.

3.7 Evaluasi
Tanggal : 20 Maret 2010 Jam : 10.00 WIB
Diagnosa : Ny. “T” GIP00000 UK 41 minggu, tunggal, hidup, letak kepala, intrauterin, KU ibu dan janin baik.
S : Ibu mengatakan bahwa sudah mengerti dan memahami tentang penjelasan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dan ibu dapat penjelasan yang telah diberikan, antara lain :
- Tanda-tanda bahaya TM III
- Tanda-taanda persalinan.
O : - Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi : 120/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,5 oC
RR : 20 x/menit
A : Tujuan tercapai.
P : Intervensi dilanjutkan di rumah
- Menganjurkan ibu untuk minum obat (Vit.C 50 mg, Bc 3x1 mg, kalk 2x1 500 mg ) secara teratur.
- Menganjurkan ibu untuk segera menghubungi atau pergi ke tenaga kesehatan bila terlihat tanda-tanda bahaya kehamilan.
- Menganjurkan kepada ibu untuk kontrol kembali 1 minggu lagi (tanggal 27 Maret 2010) atau jika ada keluhan










BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari seluruh data dan kegiatan yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : dari data pengkajian didapatkan bahwa Ny. “T” GIP00000 dengan usia kehamilan 41 minggu didapatkan pemeriksaan ibu dalam keadaan sehat dan baik, kesadaran composmentis, TTV dalam batas normal (tensi : 120/70 mmHg, suhu : 36,5 oC, nadi : 82 x/menit, RR : 20 x/menit), HPHT :
06-06-2009, HPL : 13-03-2010, UK : 41 minggu. Saat dilakukan inspeksi dari atas sampai ekstremitas bawah dalam batas normal, saat dilakukan palpasi pada abdomen ditemukan hasil pada :
Leopold I : TFU 3 jari di bawah PX (32 cm), bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong).
TBJ : (MD-11)x155= (32–11)x155 = 3255 gram.
Leopold II : Bagian kiri teraba keras, panjang seperti papan (PuKi), bagian kanan teraba bagian terkecil janin (ekstremitas).
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras, tidak melenting (kepala), kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV : Bagian terbawah janin teraba 4/5 bagian ( convergen ).
Pada auskultasi terdapat DJJ : Å (12+12+13) x 4 = 148x/menit, punctum maximum di perut ibu sebelah kiri di bawah pusat, terdengar keras dan teratur.
Dari seluruh hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa Ny. “T” GIP00000 UK 41 minggu, tunggal, hidup, letak kepala, intra uterin, DJJ (+), keadaan, KU ibu dan janin baik.
Dari identifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, wajah tidak pucat, conjungtiva tidak pucat.
Antisipasi masalah potensial tidak didapatkan dan tidak dilakukan kebutuhan segera.
Pada intervensi dapat dilakukan diantaranya melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien, menjelaskan kepada ibu hamil pemeriksaan, anjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan untuk istirahat yang cukup, anjurkan ibu untuk minum obat yang diberikan tenaga kesehatan (Vit.C 50 mg, Bc 3x1 mg, kalk 2x1 500 mg) serta jelaskan cara meminum obat benar, berikan penyuluhan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan pada TM III dan anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya 1 minggu lagi atau jika ada keluhan atau jika terjadi tanda-tanda bahaya kehamilan TM III.
Pada langkah implementasi dilakukan sesuai rencana yang telah dibuat pada intervensi, setelah dilakukan tindakan langkah terakhir adalah evaluasi, yang didapat ialah ibu mengerti apa yang telah dijelaskan oleh tenaga kesehatan dan dapat mengulang apa yang telah dijelaskan oleh tenaga kesehatan dan diharapkan ibu mau dan mampu melaksanakan anjuran-anjuran yang diberikan.

4.2 Saran
4.2.1 Bagi Penyusun
Bagi penyusun asuhan kebidanan dapat dijadikan sebagai pengalaman dan perbandingan antara teori yang didapat dengan kasus nyata yang ada di laporan.
4.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Agar upaya lebih banyak menyediakan literatur yang berhubungan dengan kasus sehingga memudahkan dalam penyusunan asuhan kebidanan.
4.2.3 Bagi Lahan Praktek
Diharapkan bagi petugas bisa cepat dan tepat dalam memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan standar pelayanan.
4.2.4 Bagi Klien
Diharapkan ibu dapat kooperatif sehingga dalam pemberian pengobatan dapat dilaksanakan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA


Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandung dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta; EGC.
Mochtar Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Edisi 2, Jilid I. Jakarta; EGC.
Sastrawinata, Sulaiman, 1998. Obstetric Fisiologi. Bandung; Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta; YBP-SP.


ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “T” GIP00000 UMUR KEHAMILAN 41 MINGGU DI PUSKESMAS PLOSO
JOMBANG











Disusun Oleh :
DIONISA ARMA VIYATA
Nim : 2008.01.0772




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN JOMBANG
2010
KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan Kebidanan Pada Ny. “T” GIP00000 UK 41 Minggu TM III Fisiologis di Pukesmas Ploso Jombang.
Dalam kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan semua pihak sehingga Asuhan Kebidanan ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih tak lupa saya sampaikan dengan hormat kepada :
1. Dr. Bayu H.P, SKM.MM, selaku Kepala Puskesmas Ploso Jombang.
2. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes,.M.M, selaku Ketua STIKES Husada Jombang.
3. Mintarni, Amd.Keb, selaku Pembimbing Praktek di Puskesmas Ploso Jombang.
4. Suprapti, S.S.T, selaku Pembimbing Akademik STIKES Husada Jombang.
5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan asuhan kebidanan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Asuhan Kebidanan selanjutnya. Semoga asuhan kebidanan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi Mahasiswa STIKES Husada pada khususnya.


Jombang, Maret 2010


Penulis

Baca selengkapnya......

Pengikut