Rabu, 28 April 2010

kumpulan askeb kebidanan

ngkan kemungkinan kontaminasi jika ditemukan lebih dari satu organisme. (Kapita Selekta Jilid I; 523)
1.1.3 Patofisiologi
Sebagian besar merupakan infeksi asenden pada wanit, jalur yang biasa terjadi adalah mula-mula kuman dari anal berkoloni di vulva, kemudian masuk ke kandung kemih melalui uretra yang pendek secara spontan atau mekanik akibat hubungan seksual pada pria. Setelah prostat terkoloni maka akan terjadi infeksi asenden, mungkin juga terjadi akibat pemasangan alat, seperti kateter, terutapa pada golongan usia lanjut.
Wanita lebih sering menderita ISK karena uretra yang bendek, masuknya kuman dalam hubungan seksual dan mungkin peruhan pH dan flora vulva dalam siklus menstruasi. Pada beberapa wanita, frekwensi berkemih yang jarang juga memiliki peran. Seharusnya bakteri yang masuk dibersihkan oleh mekanisme pertahanan tubuh. Namun terdapatnya kelainan anatomi dapat mengganggu mekanisme ini sehingga terjadi statis urine. Pada wanita, kelainan anatomi yang sering dijumpai adalah nefropati refluks, nefropati analgesik, batu dan kehamilan pada pria biasanya akibat batu dan penyakit prostat. Sedangkan pada anak-anak karena kelainan kongenital. (Kapita Selekta Jilid I; 523)
1.1.4 Manifestasi klinis
Dapat asimtomatis, terutama pada wanita biasanya dengan riwayat ISK simtomatis di kemudian hari. Terapi singkat biasanya menyebabkan timbulnya ISK simtomatis, akibat reinfeksi organisme yang lebih virulen.
Disuria, frekwensi miksi yang bertambah dan nyeri suprapubik adalah gejala iritasi kandung kemih beberapa pasien mengeluh bau yang tidak menyenangkan atau keruh dan mungkin hematuria, bila mengenai saluran kemih atas, mungkin terdapat gejala-gejala pilonefritis akut seperti demam infeksi ginjal. Namun pasien dengan infeksi ginjal, hanya menunjukkan gejala saluran kemih bawah atau tidak bergejala. (Kapita Selekta Jilid I; 523 – 524)
1.1.5 Pemeriksaan penunjang
Diagnosis pasti ditegakkan dengan kultur organisme melalui urine, terutama sampel dari urine porsi tengah. Sampel ini dikirimkan segera ke laboratorium atau dalam waktu 24 jam dalam lemari es dengan suhu 40oC bila sulit, ambil urine pertama kali yang dikeluarkan pada pagi hari karena penyimpanan semalam dalam kandung kemih dapat meningkatkan jumlah bakteri. Pemakaian kateter untuk diagnosis hanya untuk pasien yang memang memakai kateter. Aspirasi suprapubik berguna bagi bayi dan dewasa dimana pemeriksaan urine porsi tengah berulang kali tidak menunjukkan hasil karena kontaminasi atau jumlah bakteri yang rendah. Test stick untuk mengetahui adanya proteinuria, hematuria, glukosuria dan pH. Pemeriksaan mikroskopik dikatakan positif bila terdapat pluria (> 2000 leukosit/ml) pada pasien dengan gejala infeksi saluran kemih. Mungkin ditemukan kuman yang bisa berasal dari kontaminasi vagina, dicurigai terjadi infeksi bila terdapat > 105 koloni/ml pada kultur dari urine porsi tengah seorang pasien tanpa gejala atau dikatakan sebagai bakteri uria bermakna. Namun sering juga dijumpai pasien ISK dengan kultur < 105 koloni atua terdapat E. Coli. Sementara tidak ditemukan kontaminasi dari vagina. Penemuan kuman pada kateter atau fungsi suprapubik juga merupakan diagnostik.
Bila terdapat pluria namun kultur tidak tumbuh, kemungkinan jumlah kuman yang terdapat hanya sedikit. Kuman tuberkulosis, kontaminasi dari antiseptik atau antibiotik yang digunakan pasien atau pada alat, kuman tersebut memerlukan media yang khusus (misalnya Ureaplasma, Urea lyticom), terdapat batu atau benda asing dengan infeksi minimal atau penyakit tubolo interstesial aktif. Penampisan adanya bakteri uria hanya perlu dilakukan pada wanita hamil karena terdapat kemungkinan 30 – 40% berkembang menjadi plelonefritis bila hasilnya positif. (Kapita Selekta Jilid I; 524)
1.1.6 Diagnosa banding
Infeksi atau iritasi pada periuretra atau vagina. (Kapita Selekta Jilid I; 524)
1.1.7 Penatalaksanaan
Pasien dianjurkan untuk banyak minum agar diuresis meningkat, diberikan obat yang menyebabkan suasana urine alkali jika terdapat disuria berat dan diberikan antibiotik yang sesuai. Biasanya ditujukan untuk bakteri gram negatif dan obat tersebut harus tinggi konsentrasinya. Wanita dengan bakteriuria asimtomatik atau gejala infeksi saluran kemih bawah cukup diobati dengan dosis tunggal atau selama 5 hari. Kemudian dilakukan pemeriksaan porsi tengah seminggu kemudian. Jika masih positif harus dilakukan pemeriksaan lanjut.
Pada anak-anak dan pria, kemungkinan terdapat kelainan saluran kemih lebih besar, sehingga sebaiknya diberikan terapi antibiotik selama 5 hari, bukan dosis tunggal dan diadakan pemeriksan lebih lanjut.
Terdapat dua jenis ISK rekurens, yang paling sering adalah kuman baru pada setiap serangan, berarti reinfeksi, biasanya pada wanita dengan gejala sistitis akut rekurens atau pasien dengan kelainan anatomi. Pasien diminta banyak minum agar sering berkemih dengan dianjurkan untuk minum antibiotik segera setelah berhubungan intim. Pada kasus yang sulit dapat diberikan obat profilaksis dosis rendah sebelum tidur setiap malam, biasanya nitrofunantoin, trimetropim dan sulfame toksozol biasanya selama 3 – 6 bulan.
Jenis kedua adalah dimana infeksi persisten dengan kuman yang sama. Di luar kemungkinan resistensi kuman. Ini biasanya diperlukan antibiotik dalam jangka panjang. Pemeriksaan lebih lanjut yang dilakukan biasanya berupa pemeriksaan mikroskopik urine dan kultur secara berulang, pielografi intravena, test fungsi ginjal dan ultrasonografi ginjal. (Kapita Selekta Jilid I; 524 – 525)

BAB II
TINJAUAN KASUS


Tanggal MRS : 14 Desember 2009 Jam : 16.00 WIB
Tanggal pengkajian : 15 Desember 2009 Jam : 08.00 WIB
No. Register : 17469309
Tempat : Kamar
Diagnosa : Infeksi Saluran Kemih (ISK)
2.1 Pengkajian Data
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama pasien : Ny. “M”
Umur : 34 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : -
Alamat : Wonokasilian – Wonoayu
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan perutnya sakit pada bagian kanan bawah, saat BAK saluran kencing terasa nyeri.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan pada tanggal 13 Desember 2009 mengalami nyeri perut pada bagian kanan bawah dan saat BAK saluran kencing terasa sakit, pasien belum pernah berobat sebelumnya, sehingga pada tanggal 14 Desember 2009 jam 15.00 WIB pasien dibawa oleh keluarga ke RSI Siti Hajar Sidoarjo.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan bahwa sebelumnya belum pernah menderita penyakit yang diderita sekarang. Pasien juga tidak pernah menderita penyakit menular seperti asma, TBC, AIDS dan penyakit menurun seperti hipertensi, diabetes dan lain-lain, pasien sebelumnya juga belum pernah MRS.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, AIDS dan penyakit menurun seperti hipertensi, asma, diabetes dan lain-lain.
6. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
- Di rumah
Makan : 3x/hari, porsi sedang, nasi 1 piring/3 entong, lauk terdiri dari tahu, tempe, telur/ayam), sayur 1 mangkok kecil dan kadang makan buah.
Minum : 7 – 8 gelas/ hari air putih.
- Di RS
Makan : 3x/hari, porsi sedang, bubur 1 mangkok, ayam 1 potong, sayur 1 mangkok.
Minum : 4 – 5 gelas/hari air putih, infus RL 4 flash/hari.
b. Pola istirahat
- Di rumah
Siang : Jam 13.00 – 14.30 WIB
Malam : Jam 21.00 – 04.00 WIB
- Di RS
Siang : Jam 13.00 – 15.00 WIB
Malam : Jam 20.00 – 04.00 WIB (sering terbangun)
c. Pola aktifitas
- Di rumah
Bekerja dari jam 08.00 – 12.00 WIB.
- Di RS
Aktifitas dibantu oleh keluarga (BAB/BAK).
d. Pola eliminasi
- Di rumah
BAB : Frekwensi 2x/hari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas.
BAK : Frekwensi 5 – 6x/hari, warna kuning jernih dan berbau khas.

- Di RS
BAB : Frekwensi 1x/hari, kadang tidak pernah BAB, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas.
BAK : Frekwensi 4 – 5x/hari, warna kuning jernih, air kencing terasa panas dan terasa nyeri pada saluran kencing.
e. Pola personal hygiene
- Di rumah
Mandi 2 – 3x/hari, keramas 3x/minggu, ganti pakaian dalam 2x/hari, ganti baju 2x/hari.
- Di RS
Diseka oleh keluarga 2x/hari, ganti pakaian dalam 2x/hari, ganti baju 2x/hari.
7. Data psikososial
Emosi pasien terkontrol dengan baik meskipun ada rasa sakit pada tubuhnya. Keluarga selalu mendukung tindakan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit. Hubungan antara pasien, anggota keluarga dan lingkungan sangat baik, begitu juga dengan petugas kesehatan.
8. Riwayat sosial budaya
Pasien berasal dari suku Jawa.
B. Data Obyektif
1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : Composmentis
3. TV : 164 cm
4. BB sebelum sakit : 46 kg
5. BB sekarang : 45 kg
6. TTV
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 37,4oC
RR : 20x/menit
7. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Bersih, rambut lurus, tidak ada ketombe, tidak ada lesi.
Muka : Wajah pucat, tidak ada lesi, menyeringai.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada ikterus.
Hidung : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada polip.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada lesi.
Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada gigi palsu.
Leher : Tidak ada lesi, tidak oedem, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada tarikan intercosta.
Axilla : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Abdomen : Tidak ada lesi, tidak ada luka bekas operasi ataupun caesar.
Punggung : Tidak ada lesi, tidak ada kelainan tulang.
Genetalia : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada keputihan, tidak ada condiloma.
Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada kelainan gerak, tangan kanan terpasang infus RL D5 20 – 30 tetes/menit.
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada oedem, tidak ada kelainan gerak dan bentuk normal.
b. Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan, rambut tidak rontok.
Muka : Tidak ada oedem, tidak ada benjolan.
Mata : Tidak ada oedem palpebra.
Hidung : Tidak ada polip.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar, ada nyeri tekan pada perut dalam sebelah kanan bawah tapi tidak ada hepatomegali.
c. Auskultasi
Dada : Tidak terdengar irama pernafasan ronchi dan tidak terdengar pernafasan wheezing.
Abdomen : Bising usus normal 6x/menit dan tidak meteorismus.
d. Perkusi
Dada : Tidak sakit saat diketuk.
Abdomen : Tidak meteorismus, tidak sakit waktu diketuk.
Ekstremitas bawah : Reflek patella kanan dan kiri /.
8. Pemeriksaan penunjang
Tes urine pada tanggal 15 Desember 2009
Pemeriksaan Hasil Penderita Nilai Normal
PH urine 6,5 N : 4,6 – 8,0
Berat jenis 1,010 N : 1,010 – 1,20
Albumin + 2 (++)
Reduksi - (-)
Bilirubin - (-)
Urobilin - (-)
Aseton :
- Eritrosit 4 – 6 0 – 1 PLP
- Leukosit 8 – 10 0 – 2 PLP
- Epitel 1 – 2 0 – 2 PLP
- Kristal - (-)
Test PP/Gravindex
Test laboratorium pada tanggal 16 Desember 2009
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Darah lengkap 65 mm/jam L : 0 – 65 mm/jam
P : 0 – 20 mm/jam
LED
Gula darah
Gulah darah 129 mg/dl < 150 mg/dl
Acak (GDA)
Faal hati
LFT (darah)
- Bilirubin total 0,21 0,00 – 1,00 mg/dl
- Bilirubin direx 0,10 0,00 – 1,00 mg/dl
- SGOT 11 L : 0 – 40 U/L
P : 0 – 35 U/L
- SGPT 12 L : 0 – 40 U/L
P : 0 – 35 U/L
Faat ginjal
RFT (darah)
- BUN 14 µg 4,7 – 23 µg/dl
- S. Creatin 1,50 L : 0,7 – 1,2 mg/dl
P : 0,6 – 1,0 mg/dl
- Uric acid 4,13 L : 3,4 – 7,0 mg/dl
P : 2,4 – 5,7 mg/dl

9. Terapi yang diberikan
- Infus RL D5 20 – 30 tetes/menit
- Chephalox 2x1 gr/hari
- Antrain 3x1/hari  untuk meringankan rasa sakit terutama nyeri kolik dan sakit setelah operasi
- Procefa 3x1/hari  untuk membunuh kuman
- Arcan 1 ampul/hari  untuk antacids dan anti ulcceran (untuk gangguan pada lambung)
- Xevalox 2x1/hari  analgesik
- Progesol 3x1  diencerkan

2.2 Interpretasi Data Dasar
1. Diagnosa : Ny. “M” umur 34 tahun dengan diagnosa infeksi saluran kemih.
DS : Pasien mengatakan perutnya sakit pada bagian kanan bawah.
DO : - Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran : Composmentis
- TTV
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 37,4oC
RR : 20x/menit
- Palpasi (abdomen)
Adanya nyeri tekan pada perut bagian kanan bawah
- Inspeksi (muka)
Wajah pucat dan menyeringai.
- Pemeriksaan penunjang
Tes urine yang menunjukkan hasil positif
o Albumin +2 (++)
o Aseton
Eritrosit 4 – 6
Leukosit 8 – 10
Masalah : Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan infeksi saluran kencing.
DS : Pasien mengatakan saat BAK saluran kencing terasa nyeri.
DO : - Inspeksi (muka)
Ekspresi dahi menyeringai skala nyeri 4
- Ekstremitas atas
Terpasang infus RL D5 pada bagian tangan kanan dengan tetesan 20 tetes/menit
Kebutuhan dasar :
- Pemberian rasa nyaman dan anti nyeri.
- Lakukan komunikasi terapeutik pada pasien dan keluarga pasien.
Teknik relaksasi dan distrasi
- Beri posisi nyaman pada pasien
- Observasi TTV tiap 6 jam sekali
2. Tindakan keperawatan
a. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien, dapat melakukan posisi miring ke kiri dan ke kanan.
b. Mengobservasi TTV tiap 6 jam sekali dan mengkaji skala nyeri.
c. Mengajarkan pasien untuk relaksasi dengan nafas panjang untuk mengurangi rasa nyeri.
d. Mengajarkan kepada pasien untuk distraksi dengan cara menonton TV, berbincang-bincang dengan keluarga.
e. Memberikan obat analgesik dan antibiotik terapi dari tim medis (dokter).
- Infus RL D5 20 – 30 tetes/menit
- Chephalox 2x1 gram
- Profecom sup 3x1 amp (IV)
- Ba Quinor 1 – 0 – 1 (oral)
- Progesol 3x1 (diencerkan)
f. Kolaborasi dengan tim gizi.

CATATAN KEPERAWATAN

Tanggal : 14 Desember 2009
DS : Pasien mengatakan perutnya sakit pada bagian kanan bawah, saat BAK saluran kencing terasa nyeri.
DO : - TTV
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 37,4oC
RR : 20x/menit
- Keadaan umum pasien :
Wajah menyeringai
Pasien tampak cemas
Perut dipegang masih terasa sakit
Skala nyeri 4

Therapy yang diberikan :
- Triasco 2x1
- Progesol 3x1
- Protecum sup 1 – 0 – 1
- Ba Quinor 1 – 0 – 1
- Sistabun 3x1
- Lamatic 3x8 mg
- Tramal 3x1 ampul
- Infus D5 RL 20 – 30 tetes/menit

Tindakan keperawatan
- Ajarkan relaksasi
- Menciptakan lingkungan nyaman
- Berikan terapi sesuai dosis

Tanggal : 15 Desember 2009
DS : Pasien mengatakan pusing dan mual, BAK saluran kencing masih sakit.
DO : - TTV
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5oC
RR : 20x/menit
- Keadaan umum pasien :
Pasien tampak lema karena pusing
Wajah menyeringai
Saluran kencing masih nyeri

Therapy yang diberikan :
- Tramal 3x1 (drip)
- D5 100 cc
- Progesol
- Lamatic 3x8 mg
- Pomesco 3x1
- Ba Quinor 1 – 0 – 1
- Profecom sup 1 – 0 – 1
- Chepaflox 2x1

Tindakan keperawatan
- Observasi TTV dan cairan
- Ajarkan relaksasi dan distraksi
- Observasi intake – output
- Berikan minum makan sedikit tapi sering
- Kolaborasi dengan tim medis

Tanggal : 16 Desember 2009
DS : Pasien mengatakan sedikit pusing, sedikit demam, perut sudah tidak terlalu sakit, tapi BAK masih nyeri
DO : - TTV
Tensi : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,4oC
RR : 20x/menit
- Keadaan umum pasien :
Skala nyeri 3
Pasien sudah tidak tampak cemas
Proses BAK sudah agak normal

Therapy yang diberikan :
- Chephaflox 2x1
- Progesol 3x1
- Profecom 1 – 0 – 1 (peroral)
- Ba Quinor 1 – 0 – 1 (peroral)
- Sistabon 3x1
- Infus D5 RL 20 – 30 tetes/menit

Tindakan keperawatan
- Observasi TTV dan cairan
- Ajarkan relaksasi dan distraksi
- Observasi intake – output
- Berikan terapi sesuai dosis

Tanggal : 17 Desember 2009
DS : Pasien mengatakan sudah tidak pusing, tidak demam dan tidak mual, keadaan pasien sudah membaik, BAK sudah lancar 4x/hari.
DO : - TTV
Tensi : 120/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,2oC
RR : 20x/menit
- Keadaan umum pasien :
Keadaan sudah membaik
Pasien tidak ada keluhan
BAK lancar

Therapy yang diberikan :
- Chephaflox 2x1
- Progesol 3x1
- Profecom 1 – 0 – 1
- Ba Quinor 1 – 0 – 1
- Infus D5 RL 20 – 30 tetes/menit

Tindakan keperawatan
- Observasi TTV dan cairan
- Observasi intake – output
- Pasien sudah bisa pulang pada tanggal 17 Desember 2009 apabila keadaan sudah baik


DAFTAR PUSTAKA


Mansjoer, Arif, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta; Media Aesculapius.

Wartonah, Tarwoto, 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta; Salemba Medika.

Uliyah Musrifatul dan Hidayat A. Aziz Alimul, 2006. Ketrampilan Dasar Praktek Klinik Kebidanan. Jakarta; Medika Salemba.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Mantap sekali gan postinganya moga semakin rame blog ini
ane nitip link dikit trimakasih

si Bidan sexy

Ayam kampus

semok-semok Dewata

Posting Komentar

Pengikut